ML Dihalam Rumah

Hari ini hari minggu, di siang hari yang pana di sudut kota Surabaya, aku sedang berkejaran dengan waktu dan bus kota. Peluh mengalir membasahi wajah dan baju, dalam hatiku aku bertekad untuk tidak datang terlambat hari ini. Penting bagiku untuk dating tepat waktu hari ini, sebab aku tidak ingin mengecewakan dosen yang sudah berulang kali memarahiku. Entah kenapa hari ini semuanya tampak tidak bersahabat denganku. Terminal bus yang terlalu ramai dengan orang-orang seolah-olah mengatakan bahwa aku harus datang lebih awal lagi jika tidak ingin terlambat.

"Aku akan datang tepat waktu hari ini atau tamatlah sudah semua persiapan pada hari ini," selorohku dalam hati.

Bus yang kutunggu akhirnya dating juga, namun kayaknya hari ini lebih penuh dari biasanya, aku bergegas berdesakan dan masuk ke dalam bis tanpa ac yang baunya bercampur-campur antara bau keringat yang tengik dan bau penumpang yang tidak mandi hari ini kurasa. Tapi dengan membulatkan tekad akhirnya aku berhasil naik dan seperti sudah di duga aku tidak mendapatkan tempat duduk hari ini.

"Hmm, pasti ada pria tampan yang mau memberikan tempat duduk kepada gadis manis hari ini," pikirku samil menoleh kiri dan kanan mencari pria yang dimaksud.

Namun akhirnya aku harus berdiri sampai bus berhenti di depan falkutasku. Oh My God! Aku terlambat lagi hari ini. Kali ini keterlaluan sekali terlambat sampai 30 menit, mana hari ini ada tes kecil lagi. Aku langsung berlari kencang setelah membayar ongkos bus ke pak kondektur. Rok lipit-lipit warna senada yang kupakai berkibar-kibar seolah ingin protes dengan kecepatan lariku. Ada seorang mahasiswa yang hampir kutabrak langsung berteriak "Sinting!!" tapi aku tak pedulu dan terus berlari. Payudara ku yang berukuran 36 B, dibungkus dengan BH merah merek Pierre Cardin tampang terguncang-guncang naik turun dengan semangatnya, ya memang potongan BH sedikit rendah dan kemeja yang kupakai agak longgar sehingga aku merasa seperti BH nya mau melorot kebawah.

Aku terus berlari dan menaiki anak tangga ke ruang kuliahku yang di lantai 4. Aku berkuliah di sebuah universitas swasta yang cukup punya nama di Surabaya. Sambil terus berlari aku kembali berpapasan dengan beberapa cowok yang sedang duduk-duduk di tangga sambil bercakap-cakap. Mereka bersuit-suit melihat aku berlari, bagiku itu justru menambah semangatku. Dengan Sepatu hak tinggi berwarna hitam menyala setinggi 6 cm tidak mengurangi kegesitan ku. Aku sudah berada di ujung tangga ketika kusadari para cowok kurang ajar itu mungkin mengintip dari bawah tangga.

"Sialan!!" umpatku dalam hati, mereka pasti tahu aku mengenakan celana dalam merah hari ini.

Akhirnya dengan segala perjuangan aku akhir sampai ke depan ruangan kelas, aku kemudian mengetok pintu, masuk dan langsung ke bangku yang masih kosong di belakang.

Aku masih terengah-engah ketika Pak Eko, demikian nama dosenku, meneriaki namaku dengan keras.

"YESSY!!, KAMU TAHU INI SUDAH JAM BERAPA???," aku sampai meloncat kaget mendengar teriakan itu.
"AYO KAMU KEDEPAN DULU SINI," aku mengumpat dalam hati kemudian dengan berat langkah menuju ke depan kelas.

Aku berdiri di depan kelas menghadap anak-anak yang tiba-tiba menjadi ramai seolah di depan kelas ada sesuatu yang aneh. Pak Eko menatapku dengan dingin, matanya seolah ingin menjelajahi tubuhku, napasku masih sangat terengah-engah dan akibatnya payudaraku bergerak naik turun seiring dengan napas ku. Kemeja putih yang aku pakai memang agak longgar tapi terbuat dari kain yang cukup tipis, sehingga samar-samar pasti terlihat warna BH ku yang menyolok, ah tapi cuek sajalah. Aku langsung mengecek ke bawah untuk melihat apakah pakaian yang aku pakai harus ditata jika tidak semestinya,

"Semuanya tampak rapi," pikirku cepat.
"Haah, ternyata ada noda keringat basah yang tampak seperti bunga di kedua sisi ketiakku. Shit!!" kataku dalam hati.
"Maaf Pak Eko hari ini saya terlambat karena bus sangat lama datangnya," aku berkata cepat namun berusaha untuk tidak memicu kemarahannya.
"Ya, saya tahu tapi hari ini kita sedang tes, dan kamu tahu aturannya kan bahwa ikut tes ini merupakan kewajiban sebelum UAS atau kamu tidak akan lulus pelajaran saya jika tidak mengikuti tes ini," jelas Pak Eko tegas.
"Kamu setelah kuliah ini harap menemui saya di kantor, kamu harus ikut tes susulan atau kamu tidak akan pernah lulus," lanjutnya.
"Ya pak," jawabku cepat.

Mata kuliah Pak Eko merupakan suatu mata kuliah yang sangat penting untuk mengambil mata kuliah lain karena tercantum hampir dalam setiap prasyarat mata kuliah lain. Dengan tidak lulus mata kuliah ini kemungkinan semester depan aku hanya dapat mengambil 1 mata kuliah saja yang lain semua terkena prasyarat.

"Aku anak yang bertekad baja, aku harus lulus mata kuliah ini!!," tekadku dalam hati.

Pak Eko, umur 32 tahun, perawakan besar tinggi dan berkumis, kulitnya agak sawo matang tapi cukup putih untuk ukuran lelaki. Statusnya sudah cerai dengan istrinya dan sekarang hanya tinggal sendirian di salah satu kawasan elit di Surabaya, sebenarnya Pak Eko orang kaya dia punya usaha sampingan Rumah Walet di beberapa tempat. Tidak jelas mengapa ia mau menjadi dosen yang bayarannya hanya beberapa juta sebulan. Yang jelas orangnya ramah dan punya banyak teman. Teman saya pernah memergoki pak Eko di salah satu pub elit bersama temannya setelah di tanyai katanya urusan bisnis.

Oh ya, namaku Yessy, aku cewek berusia 20 tahun. Sekarang kuliah semester 3 jurusan ekonomi, tubuhku langsing tapi berisi. Rambutku sebahu dan lurus seperti iklan yang di re-bonding itu lho. Banyak orang bilang aku cantik dan bukan saja orang hanya bilang, tapi aku sendiri bekerja paruh waktu sebagai SPG di berbagai tempat dan juga sebagai pagar ayu. Pokoknya untuk urusan pamer wajah dan badan aku pasti di ajak. Bukan apa apa sebenarnya, tetapi memang itulah kelebihanku. Aku punya banyak teman cowok maupun cewek aku orang yang pintar bergaul atau memang aku cantik sehingga banyak di kerubungi cowok yang sekedar senang atau memang menginginkan sesuatu, bukan hanya cantik lho, tapi juga seksi.

Dadaku cukup padat berisi dan sesuai dengan postur tubuhku yang tinggi 162 cm dan berat 50 Kg, Kukira itu ukuran ideal yang di inginkan setiap wanita. Walaupun aku orang nya sering berada dimuka umum tapi aku sebenarnya agak pemalu, aku tidak berani berbicara sambil menatap mata orang, hanya kadang-kadang aku harus PeDe karena di bayar untuk itu. Tentu bukan hanya payudara ku saja yang indah, kulitku juga putih dan betisku mulus menantang setiap mata yang mampu menjelajahinya. Aku rajin merawatkan tubuh di berbagai salon kecantikan karena menurut bosku supaya lebih bernilai jual, entah apa maksudnya. Mungkin supaya penjualan produknya semakin besar atau supaya sering dipakai jadi SPG.

"Yessy, hari ini bapak tidak sempat ke kantor lagi karena ada urusan penting yang tidak bisa di tunda. Kalau kamu betul pingin ikut tes ini, nanti hubungi bapak agak sore ya. Kalau lain kali bapak sudah enggak bisa kasih tes lagi, atau kamu mengulang aja tahun depan ya?" ucapan Pak Eko membuyarkan lamunan ku.

Ternyata di kelas tinggal aku sendirian. Entah sejak kapan bubar, kayaknya aku terlalu banyak melamun hari ini.

"Saya mau lulus semester ini pak, bagaimana kalau bapak tidak sempat nanti sore saja tes nya bahkan kalau di rumah bapak sekalipun saya bersedia yang penting bapak mau meluangkan waktu untuk saya" kataku gugup karena pikiranku baru terputus dan kacau.
"Kamu tahukan nomor HP bapak kan? Ya sudah nanti sore bapak tunggu ya," Lanjut pak Eko cepat langsung bergegas pergi.

SubChapter 1b. Ketika semuanya di awali dengan 'manis'

Sudah jam empat sore ketika rangkaian kuliah hari ini selesai, aku tidak sempat pulang lagi, sambil melirik jam guess di tangan kiriku, janjiku dengan Pak Eko adalah jam 4.15 aku harus bergegas sebelum terlambat lagi, tidak usah melapor ke rumah lagi tokh tidak ada orang di rumah ku. Aku tinggal sendiri karena aku sebenarnya bukan orang Surabaya, aku anak luar pulau, aku tinggal sendirian di rumah kontrakan kecil yang tetangganya pun aku tidak berapa kenal. Keberanianku tinggal sendirian semata karena tekadku kuliah di Surabaya. Ya aku memang cewek bertekad baja.

"Aku naik ojek sajalah ke rumah Pak Eko biar tidak terlambat" pikirku.

Benar juga tidak sampai 10 menit aku sudah berdiri di depan sebuah rumah mewah berlantai 2 Pak Eko juga kebetulan baru pulang sehingga kami sama-sama masuk ke rumah. Pak Eko kemudian meminta waktu untuk mandi sebentar dan mempersilakan saya duduk di sofa berbulu putih yang tampaknya mahal. Begitu pak Eko hilang dari pandangan mataku aku berdiri dan melihat-lihat sekelililing.

Aku terkagum-kagum melihat koleksi lukisan pak Eko yang indah-indah. Tiba-tiba ada geraman di belakangku, entah dari mana datangnya tapi dua ekor doberman besar sudah ada di belakangku dalam jarak kurang dari satu meter. Doberman-doberman tersebut cukup besar dan tinggi. Mereka mulai menggeram-geram dan maju perlahan. Aku takut sekali tapi aku tidak berani lari karena pasti di kejar dan bisa di gigit. Aku hanya maju ke dinding dan diam mungkin anjing itu akan menganggap aku bukan ancaman dan pergi. Aku merasa mereka makin mendekat mungkin hanya 1/4 meter lagi. Aku ingin berteriak tapi takut mereka jadi tambah galak lagipula pak Eko kemungkinan tidak mendengar dari kamar mandi. Aku cuma menutup mata dan berharap yang indah-indah.

Dalam kegelapan tiba-tiba semua hening, anjing-anjing itu pasti sudah pergi, aku mencoba membuka mata dan menoleh ketika tiba-tiba terasa napas hangat di... Astaga!! di bagian atas belakang lutut. Salah satu doberman itu sudah begitu dekatnya sehingga napasnya dapat di rasakan pada kulitku yang mulus itu. Ia mulai menjilat-jilat bagian belakang pahaku, semakin lama semakin ke atas. Aku mulai merasa geli tapi tidak berani bergerak sedikitpun, jilatan itu menjadi semakin liar seolah-olah pahaku ada rasanya, yah.. mungkin bau dari kemaluanku, dan keringat yang mengering. Aku pernah menonton TV yang mengatakan bahwa binatang suka tertarik dengan bau kelamin lawan jenisnya sebelum memulai hubungan seks. Jilatan itu semakin naik sampai ke sela-sela paha bagian belakang dan mulai mengenai celana dalamku.

"Ooohh, celana dalamku pasti basah nih" pikirku.

Ludahnya terasa sekali banyaknya dan hangat serta geli. Aku mulai merasa terangsang karena jilatan itu. Doberman tersebut semakin bersemangat. Kayaknya ia tertarik dengan celana dalam merahku karena ia sudah tidak menjilati paha lagi tapi sudah menjilat celana dalamku. Kurasakan kemaluanku basah karena cairan kemaluanku sendiri deras mengalir seiring dengan ekstasi kenikmatan yang aku rasakan.

Aku tiba-tiba terpikir bagaimana kalau celana dalamku di korbankan saja ke anjing itu, tapi bagaimana dengan anjing satunya yang menonton bagaimana kalau ia mau juga tapi kayaknya, oh syukur lah, hanya tinggal seekor saja. Aku memberanikan diri untuk mengangkat rok dan melucuti celana dalamku. Anjing itu menurut aja untuk menunggu seolah sudah tahu kalau celana dalam itu akan menjadi mainannya. Ia mundur dan membiarkan aku melucuti celana dalamku. Celana itu meluncur turun dengan cepat dan kulempar yang jauh. Tak disangka anjing itu langsung mengejar celana dalam itu dan memberi aku tempat kosong dan waktu untuk lari. Aku langsung lari dan mencari tempat yang aman.

"Harus tempat yang tidak dapat di jangkau anjing tersebut," Pikirku cepat.

Kulihat di kebun belakang ada bangunan menyerupai air mancur dan letaknya cukup tinggi tapi harus dipanjat sedikit. Aku langsung lari kesana dan memanjat lalu berdiri diatasnya. Akhirnya aman juga, begitu pak Eko selesai mandi aku langsung berteriak minta tolong. Anjing itu juga tampaknya sibuk dengan celana dalamnya, sudah hampir di telan dan di gigit-gigit.

"Harganya Rp 200.000, mati aku, baru beli lagi," pikirku.

Tiba-tiba aku panik bagaimana menjelaskan semua ini ke pak Eko ya? Lagipula sekarang ia harus turun dibantu oleh pak Eko karena tidak mungkin dia meloncat ke bawah, Bagaimana kalau kelihatan dari bawah oleh pak Eko kalau aku tidak mengenakan celana dalam? Atau haruskan dia berterus terang saja tokh pak Eko juga akan tahu kalau aku tidak pakai celana dalam?

Tiba-tiba pak Eko muncul dari dalam rumah dan berkata "Lho Yessy, kamu kok di atas sana?"
"Menghindari anjing bapak" jawabku.
"Anjingnya sudah bapak usir keluar ayo bapak bantu turunin kamu" kata pak Eko sembari maju mendekati.
"Saya bisa sendiri kok saya lompat aja" jawabku lagi.

Aku ogah ketahuan kalau enggak pakai celana dalam. Pak Eko bersikeras mau membantu aku turun jadi dia pergi mengambilkan kursi untukku. Akhirnya sampai juga di bawah lagi sekarang tinggal mengambil celana dalam itu yang pasti sudah di tinggalkan anjingnya di lantai. Mataku langsung cepat menyapu lantai mencari benda itu sebelum terlihat pak Eko. Aku sedang sibuk memeriksa lantai ketika pak Eko datang lagi sambil berkata,

"Ini punyamu ya?" ditangannya terjulur sebuah celana dalam merah ku yang sudah basah kuyup dan penuh gigitan. Ini sangat memalukan masak celana dalam saya di pegang pak Eko terus basah lagi.
"Iya pak, semua itu gara-gara anjing bapak, terima kasih pak," jawabku gugup sambil menyambar benda itu dari tangan pak Eko.
"Nanti bapak ganti deh, maafkan anjing bapak" kata pak Eko sambil menggeleng-gelengkan kepala.

Berdiri di depan pak Eko dengan rok sependek ini dengan kenyataan tidak mengenakan celana dalam membuatku terangsang lagi. Cairan kemaluanku pasti menetes ke lantai nih, "Oohhh aku sudah tidak tahan lagi" pikirku dalam hati.

Benar aja dugaanku tiba-tiba setitik cairan menetes kelantai di iringi tetes berikutnya. Hal ini terlihat jelas oleh pak Eko yang kebetulan sedang menunduk.

"Oh, kamu pingin pipis ya? Itu ada kamar mandi. Bapak tidak punya celana dalam wanita buat gantinya tapi kalau mau bapak ngajak kamu ke mal untuk beli gantinya sekarang," tawar pak Eko.

Saya tidak menjawab langsung aja ngeloyor ke kamar mandi. Pak Eko memandangku sampai aku masuk ke kamar mandi.

"Bapak-bapak boleh keluar sekarang" ucap pak Eko.

Tampak dari sebuah ruangan sebelah yang dibatasi kaca cermin 1 arah keluarlah beberapa orang laki-laki setengah baya. Salah satu dari mereka tampaknya kaya dan peranakan tionghoa. Kelihatannya Ia businessman yang sukses. Sedangkan yang lain kelihatan adalah kaki tangannya.

"Pak Bobi, bagaimana anjing saya pak? Anjing ini khusus di latih di Eropa untuk meniduri wanita yang ditemuinya sangat hebat dan ahli di bidangnya. Tawaran saya 750 juta masuk akal sekali kan pak?" jelas Pak Eko.
"Seperti yang telah bapak saksikan sendiri dia dari belakang cermin tadi, anjing-anjing tersebut mampu mendekati dan melakukan inisitiaf sendiri, mereka bisa mencium bau kemaluan wanita dari jarak berkilo-kilo jika bapak mau pun dia bisa berhubungan seks dengan wanita tanpa perlu di bimbing asal wanita tersebut tidak melawan dan telanjang," lanjut pak Eko jelas.
"Okelah kita deal aja yang penting kamu harus kasih saya 1 show sebagai complimentary dan sekaligus melihat kemampuannya," Pak Bobi berkata sambil menepuk pundak pak Eko, "Dan saya mau wanita tadi yang dipergunakan dalam show itu, dia tampak putih dan merangsang serta seksi saya suka dia," lanjut pak Bobi.

Pak Bobi langsung pamit dan keluar di depan sudah menunggu sebuah BMW seri 7 terbaru berwarna hitam gress dengan supir yang berpakaian putih-putih. BMW itu melaju cepat meninggalkan kediaman pak Eko.

Sementara itu Yessy sudah selesai mencuci dan mengelap kering kemaluannya yang basah akibat jilatan anjing tersebut. Celana dalam itu tidak jadi dipakai kembali karena jijik dengan ludah dan lendir dari anjing terebut, ia bahkan akan membuangnya jika sudah dapat yang baru. Tentu saja ia suka dengan ucapan pak Eko yang berjanji untuk menggantinya dengan yang baru. Ia keluar dengan rok tanpa celana dalam. Terasa dingin karena angin bertiup di bawah kemaluannya. Ide mengenai jalan-jalan di mal tanpa mengenakan celana dalam cukup memalukan rasanya apalagi lelaki yang menemaninya mengetahui hal itu. Tapi tidak ada pilihan lain demi tes yang harus di kerjakan hari ini. Demi kelulusan yang dia cita-citakan selama ini.

Pak Eko menghampiri dia sambil membawakan segelas besar juice leci yang tampaknya enak dan dingin.

"Sebagai rasa bersalah saya ini hidangan sekadarnya, maaf kalau tidak ada makanan, nanti keluar makan aja sekalian sekarang di minum dulu lalu saya tunggu di mobil" tukas pak Eko.

Aku minum dengan cepat sampai tumpah sedikit di kemejaku tepat di bagian payudara sebelah kiri rasa dingin langsung menyergap ke dalam. Aku tidak sempat ke kamar mandi lagi langsung kulap saja pakai tangan dan berlari ke mobil yang sudah menunggu di depan.

SubChapter 1c. Di mal, permainan di mulai.

"Kamu ulang aja tahun depan ya" ucapan pak Eko membuyarkan keheningan di mobil, "Maaf walau ada kejadian tadi tapi semuanya kan berawal dari keterlambatan kamu" lanjutnya.
"Saya harus lulus apapun caranya" pintaku. Apapun caranya.
"Kalau begitu nanti tesnya lisan aja di mal ok, kan kamu bilang apapun caranya" tawar pak Eko.
"Ok" kataku cepat seolah tidak ingin dia berubah pikiran.

Begitu turun dari parkir aku langsung berjalan menuju department store sementara pak Eko ikut di belakangku. Pak Eko mengisyaratkan agar Yessy mengikuti dia dan seolah sudah tahu jalan pak Eko langsung menuju ke tempat penjualan underwear di department store tersebut. Agak kagum namun di telan aja kekaguman itu, perhatian Yessy tertuju di setumpuk celana dalam yang bermerek sama dengan BH nya saat ini. Ia sudah menemukannya ketika seorang pelayan mengatakan bahwa celana dalam tersebut boleh di coba di kamar pas. Hal itu sedikit aneh bukan? Seharusnya celana dalam tidak boleh di coba? Ah tapi persetan dengan keanehan itu yang penting aku sekarang sudah kedinginan dan sudah mulai terangsang lagi.

Kamar pas itu pas di sudut dengan cermin di dua sisi. Agak sempit tapi cukup terang berlantai karpet. Ia mengunci pintu dengan baik dan mulai membuka roknya. Tampak kemaluannya menyembul sedikit berwarna kemerahan dan tampak basah mengkilap dibawah siraman lampu. Ia mengangkat sebuah kakinya ke atas sebuah dudukan yang ada di ruang ganti tersebut sambil memeriksa kemaluannya yang basah. Rambut kemaluannya nampak cukup lebat dan subur sekali. Kemaluannya memiliki bibir yang mungil yang mampu mengundang semua "kumbang" untuk berduyun-duyung mengerubunginya. Bukan hanya "kumbang" bahkan mungkin kumbang juga akan berduyun-duyun mengerubunginya, mungkin siapa tahu. Bau lendir dari kemaluan sangat khas sekali setiap cewek bisa mempunyai bau yang berbeda namun seorang yang ahli dapat tetap membedakan mana bau dari kemaluan mana bau dari ketiak.

Setelah di usap-usap sampai tampak kering barulah ia mengenakan celana dalam tersebut. Astaga celana dalam itu seksi sekali di pinggulnya, kenapa tidak terpikir dari dulu ya? Dia berputar-putar sejenak untuk memastikan semuanya benar dan melangkah keluar tanpa membukanya lagi. Sampai di depan tampak pak Eko lagi bercakap-cakap dengan sang pelayan tersebut. Pak Eko memberi kode apakah cocok dan ia mengiyakan, selanjutnya uang pun berpindah tangan ke laci kasir.

"Sekarang ayo kita makan sebelum tes di mulai" perintah pak Eko sambil menggandeng tanganku, reflek aku menarik tanganku tapi kembali di pegang pak Eko kali ini agak keras sehingga aku takut dan menurut aja tokh habis ini selesai sudah.

Kami makan di sebuah café yang memiliki kursi sofa berbentuk L dan tampak sangat private mungkin karena suasana café yang agak remang-remang dan orang yang tidak banyak mungkin hanya 3 meja yang ada penghuninya kebanyakan adalah pasangan muda. Kami memilih meja di sudut dan mulai memesan makanan. Pak Eko memesan steak ayam dengan segelas nescafe dan aku memesan salad semangka, nasi goreng special dan Lemon Tea. Aku betul-betul lapar sehingga begitu di tawari makanan ini aku mengangguk aja. Aku sedang menunggu pesanan ketika tiba-tiba aku merasa ada tangan di bawah rokku.

Tangan pak Eko yang kasar meraba pahaku yang mulus. Aku mau berteriak tapi tidak enak kalau Cuma pak Eko tidak sengaja benar kan. Aku memandang pak Eko ketika tiba-tiba pak Eko menciumku. Aku langsung kaget dan mundur sambil berkata

"Maaf, Bapak jangan begitu" tapi pak Eko membalas dengan mengatakan bahwa tes nya akan saya beri sekarang.

Tiba-tiba terpikir bahwa bisa saja tes di ganti dengan pelukan dan kencan kilat seperti yang biasa di halalkan di kalangan dosen tertentu. Ah menurut sajalah. Tangan Pak Eko mulai merajalela dan semakin ke atas meraba daerah kemaluanku. Kontan aku basah lagi karena merasa nikmat dan geli, aku mulai menuruti permainan pak Eko ketika aku tersadar kami sedang ada di mal, didalam café dan sedang menanti makanan, dan mungkin saja ada orang yang melihat. Saya berusaha memberitahu dan melihat kalau-kalau ada yang melihat tapi sia-sia. Jari pak Eko sudah berada di dalam celana dalamku di gosok-gosokan ke kemaluanku yang basah. Rangsangan yang diberikan semakin hebat aku mulai tenggelam dan merintih nikmat.

Tiba-tiba Pelayan entah bagaimana sudah ada di dekat situ. Bagaimana kalau dia melihat kami berciuman? Ah itu sudah jelas dan mungkin lumrah. Tapi bagaimana kalau ia melihat tangan pak Eko berada di bawah rok ku? Tiba-tiba semua kembali biasa lagi pak Eko dan aku menerima makanan kami dan mengucapkan terima kasih. Pelayan itu meninggalkan kami sesaat kemudian. Pak Eko kemudian menunjukan jarinya yang basah oleh lendir kemaluanku. Basah sekali sampai aku kaget dan malu apa iya aku jadi sebasah itu. Lendir itu betul berbau khas ketika di dekatkan ke hidungku. Aku malu sekali belum pernah semalu ini di depan umum. Apalagi ketika pak Eko mencium bau lendir tersebut dekat hidungnya. Dunia rasanya mau runtuh aja. Tiba-tiba pak Eko tersenyum dan menatapku dan berkata kamu lulus tes nomor satu.

Tiba-tiba entah kenapa aku pingin pipis setelah selesai makan, mungkin karena cairan yang aku minum terlalu banyak sejak tadi. Aku mengatakan hal itu kepada pak Eko dan meminta izin kebelakang. Pak Eko mempersilakan aku langsung lari ke kamar mandi terdekat. Eh.. Ternyata sesampaiku disana kamar mandinya sedang out of order karena mungkin sedang di bersihkan, aku tidak menyerah dan naik ke lantai berikutnya yang ini juga out of order. Sementara otot lubang kencingku mulai berteriak-teriak seperti lagi kebakaran,

"Tolong kucurkanlah airnya, siram api itu" kalau andaikata otot tersebut bisa bicara.

Sepertinya kencingnya sudah diujung mau meluncur keluar ketika aku sedang menaiki eskalator ke lantai berikutnya, disini malah kamar mandinya tidak ada. Akhirnya dengan langkah gontai dan menahan pipis yang semakin mendesak aku kembali ke café dengan harapan pak Eko mengetahui letak toilet yang lain. Pak Eko masih minum kopi ketika aku sampai dan langsung duduk kembali.

"Semua toilet rusak pak" jawabku putus asa.
"Buka saja celana dalammu dan pipis disini" kata pak Eko ringan seolah-olah jawaban itu sangat bijaksana.

Wajahku memerah seketika mendengar jawaban itu, malu rasanya saking hebatnya sampai-sampai pipisku muncrat sedikit.

"Bagaimana mungkin pak" Jeritku pelan,
"Buka dulu celana dalam kamu dan taruh di atas meja" perintah pak Eko.

Hatiku langsung berdegup kencang dan wajahku menjadi semakin merah. Tapi aku takut dan mengikuti aja pak Eko. Aku mengangkat rokku sedikit dan melucuti celana dalam ku sambil duduk sambil berharap cemas tidak ada orang di café itu yang tahu. Celana dalam itu kuserahkan ke pak Eko yang kemudian di taruh di atas meja. Selanjutnya aku menunggu instruksi pak Eko. Pak Eko mengambil gelas kosong bekas lemon tea yang tadi kuminum dan menyodorkannya ke aku, sambil berkata,

"Kamu pipis aja ke gelas ini, tokh tidak ada yang tahu kalau itu lemon tea atau pipis kamu".

Hatiku langsung copot mendengar perintah itu. Tapi ya mungkin itu satu-satunya jalan. Meja tempat kami duduk bukan tipe tertutup cuma saja karena kursi sofa sehingga posisi meja menutupi ku sampai batas dada dan juga meka tersebut cukup lebar Ya cukup tertutup dan rendah sehingga orang tidak mudah melihat apa yang terjadi di bawah meja tapi kalau ada yang menjulurkan kepala di bawah meja pasti akan terlihat pemandagan indah.

Aku menerima gelas tersebut dengan tangan gemetar selanjutnya aku memposisikan duduk ku ke ujung kursi agar bisa meletakan gelas di bawah kemaluanku. Aku tidak berapa jelas dimana posisi gelas apakah sudah tepat atau belum yang pasti aku harus membuka paha agak lebar, tangan kanan ku memegang gelas dan tangan kiri ku membuka bibir kemaluanku lebar-lebar, gelas kuposisikan tepat di mulut bibir kemaluanku dan tiba-tiba pak Eko berkata,

"Jangan pipis dulu jaga aba-aba dari saya, dan jangan pipis terlalu kuat bunyinya itu lho bisa memancing perhatian orang,"

Saya kemudian memandang sekeliling tampak ada beberapa laki-laki yang duduk berhadapan tapi tidak memperhatikan kami. Andaikata mereka menundukan badan kebawah sudah pasti mereka melihat jarak meja kami Cuma 1,5 meter saja. Mereka tepat berhadapan dengan kami, tadinya mereka tidak ada entah kenapa bisa berada di situ.

"Oke Yessy, kalau sudah siap saya hitung sampai 3 dan kamu mulai pipis, 1.. 2.. 3" demikian aba-aba dari pak Eko.

Aku pipis dengan perlahan tapi stabil, muncratan pertama agak keluar dan membasahi jariku dan mungkin juga lantai, tapi begitu pipis keluar lancar sudah tidak tumpah lagi. Aku betul-betul sudah tidak tahan lagi terlambat semenit pasti aku sudah pipis di kursi sofa tersebut. Tiba-tiba pak Eko memanggil pelayan di meja sebelah, aku baru mengeluarkan 1/3 dari seluruh kencingku, ketika pelayan tersebut dengan sigap mendatangi mejaku.

Tiba-tiba aku sadar celana dalamku sudah tidak ada di atas meja. Celana dalam tersebut berada 1/2 meter di depan mejaku siapapun yang mengambilnya akan tahu aku sedang pipis ke dalam sebuah gelas, dan dia pasti akan mendapatkan pemandangan yang sangat indah. Bibir kemaluan yang terbuka, gelas yang berisi separuh cairan pipis kekuningan, dan lubang kemaluan yang memancarkan pipis kekuningan, pertunjukan yang cukup indah bukan hanya untuk kelas café,

"Tolong ambilkan celana nona ini jatuh di depan itu pak" pak Eko meminta tolong pelayan untuk mengambil celana dalam yang jatuh di depan meja kami.

Pelayan itu membungkuk dan mengambil celana dalam itu. Semua terjadi begitu cepat sampai aku tidak sempat menghentikan kegiatan ini. Dalam hati aku mau pingsan aja, pasti pelayan itu melihat aku pipis, oh tidak, pelayan itu kemudian berdiri dan sambil tersenyum sambil menyodorkan celana dalam itu ke saya, kedua tangan saya sedang sibuk di bawah ketika saya disodori celana dalam itu. Pelayan itu wajahnya merah karena malu dia kayaknya kaget sekali ketika tadi memungut celana itu.

"Taruh aja di meja itu, terima kasih pak" jawabku menahan malu dan mukaku merah.
"Kamu ini bagaimana sih Yes, masak orang sudah angkat barang kamu, kasih baik-baik masak kamu suruh taruh di meja itu kan celana dalam yang tidak sepatutnya berada di meja" sergap pak Eko, "Terima dengan kedua tangan kamu, berdiri dan membungkuk sendikit sambil mengucapkan terima kasih, ayo cepat!!" lanjut pak Eko setengah marah-marah.

"Tapi..," kencingku meluncur lebih deras dan tidak berdaya, tanganku tidak mungkin kuangkat, Aku sadar pak Eko sedang mempermalukan ku di depan pelayan ini.
"Tapi saya tidak bisa pak" pintaku memohon.
"Ya, sudah selesaikan dulu kerjamu baru terima celana itu dan lakukan seperti yang saya perintahkan" lanjut pak Eko penuh wibawa.

Rasanya seperti setahun ketika akhirnya aku selesai memuntahkan seluruh kencing ke dalam gelas, tepat segelas penuh. Aku jadi sadar gelas ini harus kuangkat ke atas meja supaya kedua tanganku kosong. Aku mengangkat gelas itu dengan gemetar kutaruh di atas meja dan kemudian aku berdiri dan menerima celana dalam itu dan mengangguk terima kasih.

Pelayan itu sepertinya melihat semua yang terjadi ketika dia tersenyum penuh arti kepadaku sambil menyodorkan celana dalam tersebut.

"Minumannya sudah tidak diminum lagi non, biar saya angkat" pelayan itu berkata penuh arti seolah-olah tidak tahu apa-apa.
"Sabar dulu belum habis diminum, ada apa buru-buru, ayo Yessy, habiskan dulu minuman kamu" Pak Eko berkata seolah tidak terjadi apa-apa juga.

Yessy langsung syok begitu melihat segelas penuh kencingnya sendiri dalam satu-satunya gelas yang berisi "minuman". Matanya menoleh ke pak Eko sambil berharap pak Eko tidak memaksa dia untuk meminum "minumam" dalam gelas itu.

"Ayo habiskan kalau kurang manis bisa tambah gula" sambil mengambil sedotan di atas meja dan memasukan nya ke dalam gelas tersebut.

Aku malu sekali harus meminum air kencing sendiri dalam gelas tinggi yang di beri sedotan lagi dan bukan saja itu melainkan di saksikan juga oleh 2 orang yang satu bahkan aku tidak tahu namanya dan mereka juga tahu bahwa itu adalah air kencingku sendiri. Tanganku gemetar memegang gelas yang hangat dan memasukan sedotan ke mulutku. Rasanya seperti berabad-abad dan kedua orang di depanku menunggu dengan penuh senyuman melihat aku minum.

Rasanya sedikit asin dan baunya sangat pesing. Warnanya kuning dan penuh busa. Nasi goreng di perutku rasanya mau keluar semua ketika cairan kuning itu mulai membasahi tenggorokanku dan lambungku. Minum segelas penuh rasanya lama sekali bahkan aku di paksa menghisap sampai habis tuntas dan menjilat gelas tersebut. Pelayan tersebut mengambil gelas tersebut dan diangkat ke atas sambil berkata

"Wah, nona ini hebat ya minumnya, mau tambah lagi"
"Tiiidak..," Tangisku.

Kami membayar lalu keluar dari Café diiringi ucapan terima kasih dari pelayan tersebut sambil berkata

"Lain kali datang lagi ya".

Aku hampir pingsan ketika pelayan tersebut membisikan sesuatu ke telingaku.

"Gelas itu tidak akan pernah ku cuci akan di taruh di atas pajangan dan di beri tulisan 'Yessy meminumnya sampai Habis' tiap kali kamu datang aku akan menceritakan peristiwa ini kepada tamu yang ada"

Lututku langsung lemas.

Saat aku SMA

Pengalaman ini terjadi sekitar awal bulan Februari tahun 2001. Pengalaman ini tidak kukarang sendiri tapi berdasarkan cerita asli yang kualami di tahun 2001 ini. Cerita panas ini bermula saat aku berkenalan dengan seorang cowok, sebut saja namanya Muki. Orangnya tampan, tinggi sekitar 170 cm, dan tubuhnya atletis. Pokoknya sesuai dengan pria idamanku. Perbedaan umur kami sekitar 8 tahun, dan dia baru saja lulus dari universitas swasta terkenal di Jakarta. Kami kenalan pada saat aku sedang mempersiapkan acara untuk perpisahan kelas III di SMA-ku. SMAku di kawasan Jakarta Barat. Dan pada saat itu Muki sedang menemani adiknya yang kebetulan panitia perpisahan SMA kami. Pada saat itu Muki hanya melihat-lihat persiapan kami dan duduk di ruangan sebelah.

Oh ya, sampai lupa memperkenalkan diri. Perkenalkan nama panggilanku Maya. Aku baru berusia 18 tahun (SMA kelas III). Tinggiku lumayan sekitar 168 cm dan warna kulitku kuning bersih. Rambutku pendek sebahu, dan dadaku tidak terlalu besar dan tidak terlalu kecil juga. Sangat proporsional antara tinggi dan berat badanku. Kata orang-orang aku sangat cocok untuk seorang model. Dan aku belum mempunyai pacar. Aku anak ke 3 dari 4 bersaudara dan semua perempuan. Kakak-kakakku semua sudah mempunyai pacar, kecuali adikku yang paling kecil kelas dua SMP. OK dilanjut ya …

Akhirnya pada saat istirahat siang, inilah pertama kalinya kami ngobrol-ngobrol. Dan pada saat kenalan tersebut kami sempat menukar nomor telepon rumah. Kira -kira tiga hari kemudian, Muki menelepon ke rumahku.
“Hallo selamat sore, bisa bicara dengan Maya, ini dari Muki.”
“Ada apa, kok tumben mau nelepon ke sini, aku kira sudah lupa.”
“Gimana kabar kamu, mana mungkin aku lupa. Hmm, May ada acara nggak malam minggu ini.”
Aku sempat kaget Muki mengajakku keluar malam minggu ini. Padahal baru beberapa hari ini kenalan tapi dia sudah berani mengajakku keluar. Ah, biarlah, cowok ini memang idamanku kok.

“Hmmm… belum tau, mungkin nggak ada, dan mungkin juga ada,” jawabku.
“Kenapa bisa begitu,” balas Muki.
“Ya, kalaupun ada bisa dibatalin seandainya kamu ngajak keluar, dan kalo batal acaranya aku bakalan akan nggak terima telpon kamu lagi,” balasku lagi.
“Ooo begitu, kalau gitu aku jemputnya ke rumahmu, sabtu sore, kita jalan-jalan aja. Di mana alamat rumahmu.”
Kemudian aku memberikan alamat rumahku di kawasan Maruya. Dan ternyata rumah Muki tidak begitu jauh dari rumahku. Ya, untuk seukuran Jakarta, segala sesuatunya dihitung dengan waktu bukan jarak.

Tepat hari sabtu sore, Muki datang dengan kendaraan dan parkir tepat di depan rumahku. Setelah tiga puluh menit di rumah, ngobrol -ngobrol dan pamitan dengan orang rumah, akhirnya kami meninggalkan rumah dan belum tahu mau menuju ke mana. Di dalam mobil kami berdua, ngobrol sambil ketawa-ketawa dan tiba-tiba Muki menghentikan mobilnya tepat di lapangan tenis yang ada di kawasan Jakarta Barat.

“May, kamu cantik sekali hari ini, boleh aku mencium kamu,” bisik Muki mesra.
“Muk, apa kita baru aja kenalan, dan kamu belum tau siapa aku dan aku belum tau siapa kamu sebenarnya, jangan-jangan kamu sudah punya pacar.”
“Kalo aku sudah punya pacar, sudah pasti malam minggu ini aku ke tempat pacarku.”
“Muk, terus terang semenjak pertama kali melihat kamu aku langsung tertarik.”
Tiba-tiba tangan Muki memegang tanganku dan meremasnya kuat -kuat.”Aku juga May, begitu melihat kamu langsung tertarik.”
Dan Muki menarik tanganku hingga badanku ikut tertarik, lalu Muki memelukku erat-erat dan mencium rambutku hingga telingaku. Aku merinding dan tiba-tiba tanpa kusadari bibir Muki sudah ada di depan mataku. Dan pelan-pelan Muki mencium bibirku. Pertama-tama, sempat kulepaskan. Karena inilah pertama kali aku dicium seorang laki-laki. Dan tanpa pikir panjang lagi, aku yang langsung menarik badan Muki dan mencium bibirnya. Ciuman Muki sepertinya sudah ahli sekali dan membuatku begitu bernafsu untuk menarik lidahnya. Oh.. betapa nikmatnya malam ini. Dan, lama-kelamaan tangan Muki mulai meraba sekitar dadaku.

“Jangan Muk, aku tidak mau secepat ini, lagi pula kita melakukannya di depan jalan, aku malu Muk,” jawabku.
Sebenarnya aku ingin dadaku diremas oleh Muki karena aku sudah mengidam-idamkan dan sudah membayangkan apa yang akan terjadi berikutnya.
“May, bagaimana kalau kita nonton aja. Sekarang masih jam setengah delapan dan film masih ada kok.”
Akhirnya aku setuju. Di dalam bioskop kami mencari tempat posisi yang paling bawah. Muki sepertinya sudah sangat pengalaman dalam memilih tempat duduk. Dan begitu film diputar, Muki langsung melumat bibirku yang tipis. Lidah kami saling beradu dan aku membiarkan tangan Muki meraba di sekitar dadaku. Walaupun masih ditutupi dengan baju.

Tiba-tiba Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu membuat nafsuku naik.”
“Aku juga Muk,” balasku manja.
Dan Muki menarik tanganku dan mengarahkan tanganku ke arah penisnya. “Astaga,” pikirku. Ternyata diluar dugaanku, penis Muki sudah sangat tegang sekali. Dan aku tidak menyia-nyiakan kesempatan yang pertama kali ini. “Teruskan may, remas yang kuat dan lebih kuat lagi.” Tak lama kemudian, tangan Muki sudah berhasil membuka bajuku. Kebetulan saat itu aku memakai kemeja kancing depan. Sehingga tidak terlalu susah untuk membukanya. Kebetulan aku memakai BH yang dibuka dari depan.

“Kita langsung pulang ya May sudah malam,” pinta Muki.
“Muk, sebenarnya aku belum mau pulang, lagian biasanya kakak-kakakku kalau malam mingguan pulangnya jam 11:30 malam, sekarang masih jam 10:15, kita keliling-keliling dulu ya.” bisikku mesra.
Sebenarnya dalam hatiku ingin sekali mengulang apa yang sudah kami lakukan tadi di dalam bioskop. Namun rasanya tidak enak bila kukatakan pada Muki. Mudah-mudahan Muki mengerti apa yang kuinginkan.
“Ya, sudah kita jalan-jalan ke senayan aja, sambil ngeliat orang-orang yang lagi bingung juga,” balas Muki dengan nada gembira. Sampai di senayan, Muki memarkirkan mobilnya tepat di bawah pohon yang jauh dari mobil lainnya. Dan setelah Muki menghentikan mobilnya, tiba-tiba Muki langsung menarik wajahku dan mencium bibirku. Kelihatannya Muki begitu bernafsu melihat bibirku. Sebenarnya inilah waktu yang kutunggu-tunggu. Kami saling melumat bibir dan permainan lidah yang kami lakukan membuat gairah kami tidak terbendung lagi.

Tiba-tiba Muki melepaskan ciumannya. “May, aku ingin mencium susumu, bolehkan..” Tanpa berkata sedikit pun aku membuka kancing kemejaku dan membuka kaitan BH yang kupakai. Terlihat dua gundukan yang sedang mekar -mekarnya dan aku membiarkannya terpandang sangat luas di depan mata Muki. Dan kulihat Muki begitu memperhatikan bentuk bulatan yang ada di depan matanya. Memang susuku belum begitu tumbuh secara keseluruhan, tapi aku sudah tidak sabar lagi untuk dicium oleh seorang lelaki.

“May, apa ini baru pertama kali ada yang memegang yang menciumi susumu,” bisik Muki.
“Iya, Muk, baru kamu yang pertama kali, aku memberikan ke orang yang benar -benar aku inginkan,” balasku manja.
Tak lama kemudian, Muki dengan lembutnya menciumi susuku dan memainkan lidahnya di seputar puting susuku yang sedang keras. Aduh enak sekali rasanya. Inilah waktu yang tunggutunggu sejak lama. Nafsuku langsung naik pada saat itu.

“Jangan berhenti Muk, teruskan ya… aku enak sekali..” Dan tanganku pun dibimbing Muki untuk membuka reitsleting celananya. Dan aku membukanya. Kemudian Muki mengajak pindah tempat duduk dan kami pun pindah di tempat duduk belakang. Sepertinya di belakang kami bisa dengan leluasa saling berpelukan. Baju kemejaku sudah dilepas oleh Muki dan yang tertinggal hanya BH yang masih menggantung di lenganku. Reitsleting celana Muki sudah terbuka dan tiba-tiba Muki menurunkan celananya dan terlihat jelas ada tonjolan di dalam celana dalam Muki. Dan Muki menurunkan celana dalamnya. Terlihat jelas sekali penis Muki yang besar dan berwarna kecoklatan. Ditariknya tanganku untuk memegang penisnya. Dan aku tidak melepaskan kesempatan tersebut. Muki masih terus menjilati susuku dan sekali-kali Muki menggigit puting susuku.

“Muk, teruskan ya… jilat aja Muk, sesukamu..” desahku tak karuan.
Sementara aku masih terus memegang penis Muki. Dan sepertinya Muki makin bernafsu dengan permainan seksnya. Akhirnya Muki sudah tidak tahan lagi.
“May, kamu isap punyaku ya… mau nggak?”
“Isap bagaimana..”
“Tolong keluarin punyaku di mulutmu.”
Sebenarnya aku masih bingung, tapi karena penasaran apa yang dimaui Muki, maka aku menurut saja apa permintaannya. Dan Muki merubah posisi duduknya, Muki menurunkan kepalaku hingga aku berhadapan langsung dengan kepunyaan Muki.

“Muk, besar sekali punyamu.”
“Langsung aja may, aku sudah tidak tahan..”
Aku langsung mengulum pelan-pelan kepunyaan Muki. Inilah pertama kali aku melihat, memegang dan mengisap dalam satu waktu. Aku menjilati dan kadang kutarik dalam mulutku kepunyaan Muki. Sekali-kali kujilati dengan lidahku. Dan sekali-kali juga kujilati dan kuisap buah kepunyaan Muki. Aku memang menikmati yang namanya penis. Mulai dari atas turun ke bawah. Dan kuulangi lagi seperti itu. Dan kepala penis kepunyaan Muki aku jilatin terus. Ah… benar-benar nikmat.

Sekitar lima menit aku menikmati permainan punya Muki, tiba-tiba, Muki menahan kepalaku dan menyuruhku mengisap lebih kuat. “Terus May, jangan berhenti, terus isap yang kuat, aku sudah tidak tahan lagi..” Dan tidak lama setelah itu, Muki mengerang keenakan dan tanpa sadar, keluar cairan berwarna putih dari penis Muki. Apakah ini yang namanya sperma, pikirku. Dalam keadaan masih keluar, aku tidak bisa melepaskan penis Muki dari mulutku, aku terus mengisap dan menyedot sperma yang keluar dari penis Muki. Ah… rasa dan aromanya membuatku ingin terus menikmati yang namanya sperma. Aku pun tidak bisa melepaskan kepalaku karena ditahan oleh Muki. Aku terus melanjutkan isapanku dan aku hanya bisa melebarkan mulutmu dan sebagian cairan yang keluar tertelan di mulutku. Dan Muki kelihatan sudah enak sekali dan melepaskan tangannya dari kepalaku.

“May, aku sudah keluar, banyak ya..”
“Banyak sekali Muk, aku tidak sanggup untuk menelan semuanya, karena aku belum biasa.”
“Tidak apa-apa May..”
Kemudian Muki mengambil cairan yang terbuang di sekitar penisnya dan menaruh ke susuku. Aku pun memperhatikan kelakuan Muki. Dan Muki mengelus-elus susuku. Akhirnya jam sudah tepat jam 11 malam. Dan aku diantar oleh Muki tepat jam 11 lewat 35 menit. Karena besoknya kami berjanji akan ketemu lagi. Malamnya entah mengapa aku sangat sulit sekali tidur. Karena pengalamanku yang pertama membuatku penasaran, entah apa yang akan kulakukan lagi bersama Muki esoknya.Dan, malam itu aku masih teringat akan penis Muki yang besar dan aroma sperma serta ingin rasanya aku menelan sekali lagi. Ingin cepat-cepat kuulangi lagi peristiwa malam itu.

Besoknya dengan alasan ada pertemuan panitia perpisahan, aku akhirnya bisa keluar rumah.Akhirnya sesuai jam yang sudah ditentukan, Muki menjemputku dan Muki membawaku ke suatu tempat yang masih teramat asing buatku.
“Tempat apa ini Muk,” tanyaku.
“May, ini tempat kencan, daripada kita kencan di mobil lebih bagus kita ke sini aja, dan lebih
aman dan tentunya lebih leluasa. Kamu mau.”
“Entahlah Muk, aku masih takut tempat seperti ini.”
“Kamu jangan takut, kita tidak keluar dari mobil. Kita langsung menuju kamar yang kita pesan.”

Dan sampai di garasi mobil, kami keluar, dan di garasi itu hanya ada satu pintu. Sepertinya pintu itu menuju ke kamar. Benar dugaanku. Pintu itu menuju ke kamar yang sudah dingin dan nyaman sekali, tidak seperti yang kubayangkan. Terlihat ada kulkas kecil, kamar mandi dengan shower, dan TV 21, dan tempat tidur untuk kapasitas dua orang.

“Maya, kita santai di sini aja ya… mungkin sampai sore atau kita pulang setelah magrib nanti, kamu mau..” pinta Muki.
“Aku setuju saja Muk, terserah kamu.”

Setelah makan siang, kami ngobrol-ngobrol dan Muki membaringkan badanku di tempat tidur. “May, kamu mau kan melakukannya sekali lagi untukku.” Aku setuju. Sebenarnya inilah yang membuatku berpikir malamnya apa yang akan kami lakukan berikutnya. Muki berdiri di depanku, dan melepaskan kancing kemejanya satu persatu, dan membuka celana panjang yang dipakainya. Terlihat sekali lagi dan sekarang lebih jelas lagi kepunyaan Muki daripada malam kemarin. Ternyata kepunyaan Muki lebih besar dari yang kubayangkan. Dan, dalam sekejap Muki sudah terlihat bugil di depanku. Muki memelukku erat-erat dan membangunkanku dari tempat tidur. Sambil mencium bibirku, Muki menarik ke atas baju kaos ketat yang kupakai. Dan memelukku sambil melepaskan ikatan BH yang kupakai. Dan pelan-pelan tangan Muki mengelus susuku yang sudah keras. Dan lama -kelamaan tangan Muki sudah mencapai reitstleting celanaku dan membuka celanaku. Dan menurunkan celana dalamku. Aku masih posisi berdiri, dan Muki jongkok tepat di depan vaginaku. Muki memandangku dari arah bawah. Sambil tangannya memeluk pahaku.

“May, bodi kamu bagus sekali.”
Muki sekali lagi memperhatikan bulu-bulu yang tidak terlalu lebat dan menciumi aroma vaginaku.
“May, seandainya hari ini perawanmu hilang, kamu bagaimana.”
“Terserah kamu Muk, aku tidak peduli tentang perawanku, aku ingin menikmati hari ini, denganmu berdua, dan aku kepengen sekali melakukannya denganmu..” Akhirnya aku pasrah apa yang dilakukan oleh Muki. Kemudian Muki meniduriku yang sudah tidak memakai apa-apa lagi. Kami sudah sama-sama bugil. Dan tidak ada batasan lagi antara kami. Muki bebas menciumiku dan aku juga bebas menciumi Muki. Kami melakukannya sama-sama dengan nafsu kami yang sangat besar. Baru pertama kali ini aku melakukannya seperti hubungan suami istri. Muki menciumi seluruh tubuhku mulai dari atas turun ke bawah. Begitu bibir Muki sampai di vaginaku yang sudah sangat basah, terasa olehku Muki membuka lebar vaginaku dengan jari-jarinya. Ah… nikmat sekali. Seandainya aku tahu senikmat ini, ingin kulakukan dari dulu. Ternyata Muki sudah menjilati klitorisku yang panjang dan lebar. Dengan permainan lidahnya di vaginaku dan tangan Muki sambil meremas susuku dan memainkan putingku, aku rasanya sudah sangat enak sekali. Sepertinya tidak kusia-siakan kenikmatan ini tiap detik. Muki sekali-kali memasukan jarinya ke vaginaku dan memasukkan lidahnya ke vaginaku.

“Oh… enak sekali,” jeritku.
Terasa seluruh lorong dan dinding vaginaku penuh dengan penis besar kepunyaan Muki. Dengan sekali tekan dan dorongan yang sangat keras dari penis Muki, membuat hari itu aku sudah tidak perawan lagi. Muki membisikkan sesuatu di telingaku, “May, kamu sudah tidak perawan lagi.”
“Ngga apa-apa Muk, jangan dilepas dulu ya…”
“Terus Muk, goyang lebih kencang, aku enak sekali..” Dengan posisi aku di bawah, Muki di atas, kami melakukannya lama sekali. Muki terus menciumi susuku yang sudah keras, penis Muki masih terbenam di vaginaku. Akhirnya puncak kenikmatanku yang pertama keluar juga.

“Muki sepertinya aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar.”
“Keluarin terus May, aku tidak akan melepaskan punyaku.”
“Muk, aku tidak tahan lagi… a..ahh… aaahh.. aku keluar Muk, aku keluar.. keluar Muk..enaak sekali, jangan berhenti, teruskan… aaaa… aaaa..” Pada saat orgasme yang pertama, Muki langsung menciumi bibirku. Oh… benar -benar luar biasa sekali enaknya.

Akhirnya aku menikmati kehangatan punya Muki dan aku masih memeluk badan Muki. Walaupun udara di kamar itu sangat dingin, tapi hawa yang kami keluarkan mengalahkan udara dingin.
“May, aku masih mau lagi, tidak akan kulepaskan… sekarang aku mau posisi enam sembilan. Kamu isap punyaku dan aku isap punyamu.”
Kemudian kami berubah posisi ke enam sembilan. Muki bisa sangat jelas mengisap punyaku. Dan kelihatan kliotorisku yang sangat besar dan panjang.
“May punyamu lebar sekali.”
“Isap terus Muk, aku ingin mengeluarkan sekali lagi dan berkali-kali.”
Aku terus mengisap punya Muki sementara Muki terus menjilati vaginaku dan kami melakukannyasangat lama sekali. Penis Muki yang sudah sangat keras sekali membuatku bernafsu untuk melawannya. Dan permainan mulut Muki di vaginaku juga membuatku benar-benar terangsang dan sepertinya saat-saat seperti ini tidak ingin kuakhiri.

“Muk… aku mau keluar lagi… aku tidak tahan lagi honey…”
“Tahan sebentar May, aku juga mau keluar..”
Tiba-tiba Muki langsung merubah posisi. Aku di bawah dan dia di atas. Dengan cepat Muki melebarkan kakiku, dan oh.. ternyata Muki ingin memasukkan penisnya ke vaginaku. Dan sekali lagi Muki memasukkan penisnya ke vaginaku. Walaupun masih agak sulit, tapi akhirnya lorong kenikmatanku dapat dimasuki oleh penis Muki yang besar.

“Dorong yang keras Muk, lebih keras lagi,” desahku. Muki menggoyangan badannya lebih cepat lagi.
“Iya Muk, seperti itu… terus… aaa..aaa… enak sekali, aku mau melakukannya terusmenerus denganmu..”
“May, aku sudah tidak tahan lagi… aku mau keluar…”
“Aku juga Muk, sedikit lagi, kita keluar sama -sama ya… aaa..”
“May… aku keluar..”
“Aku juga Muk… aaa… aa… terasa Muk, terasa sekali hangat spermamu..”
“Aduh, May… goyang terus May, punyaku lagi keluar…”
“Aduh Muk… enak sekali…”
Bibirku langsung menciumi bibir Muki yang lagi dipuncak kenikmatan. Tak lama kemudian kami sama-sama terdiam dan masih dalam kehangatan pelukan. Akhirnya kami mencapai kenikmatan yang luar biasa. Dan sama-sama mengalami kenikmatan yang tidak bisa diukur.

“May… spermaku sekarang ada di dalam punyamu.”
“Ia Muk…”
Tidak lama kemudian, Muki membersihkan cairan spermanya di vaginaku.
“May, kalo kamu hamil, aku mau bertanggungjawab.”
“Iya Muk..” jawabku singkat.

Sorenya kami melakukannya sekali lagi. Kali melakukannya berulang kali. Dan istirahat kami hanya sebentar, tidak sampai satu jam kami sudah melakukannya lagi. Benar-benar luar biasa. Aku pun tidak tahu kenapa nafsuku begitu bergelora dan tidak mau berhenti. Kalau dihitunghitung dalam melakukan hubungan badan, aku sudah keluar 8 kali orgasme. Dan kalau hanya sekedar diisap oleh Muki hanya 3 kali. Jadi sudah 11 kali aku keluar. Sementara Muki sudah 7 kali.

“Muk, aku dapat lagi, dan aku tidak hamil.”
“Iya May… syukurlah…”
“Muk, aku ingin melakukannya sekali lagi, kamu mau Muk..”
Dan, ternyata kami bisa melakukannya di mana saja. Kadang aku mengisap penis Muki sambil Muki menyetir mobil yang lagi di jalan tol. Dan setelah cairan sperma Muki keluar yang tentunya semua kutelan, karena sudah biasa, setelah itu tangan Muki memainkan vaginaku. Kadang juga sebelum pulang aku tidak lagi mencium bibir Muki, tapi aku mengisap kepunyaan Muki sebelum turun dari mobil, hanya sekitar 2 menit, Muki sudah keluar. Dan aku masuk rumah masih ada sisa-sisa aroma sperma di mulutku. Di tiap pertemuan kami berdua selalu saling mengeluarkan. Jika kami ingin melakukan hubungan badan, biasanya kami menyewa penginapan dari siang sampai sore dan hanya dilakukan tiap hari sabtu karena pada saat itu sepulang sekolah Muki langsung mengajakku ke penginapan.

IBU PACARKU DAN TANTE NYA

Namaku Donny, umur 18 tahun, wajahku cukup
tampan dan tubuh atletis karena aku memang suka
olah raga, tinggi 175 cm. Aku dilahirkan dari
keluarga yang mampu. Tapi Aku merasa kesepian
karena kakak perempuanku kuliah di Amsterdam,
sedang kedua orang tuaku menetap di Bali
mengurusi perusahaannya di bidang garment,
mereka pulang sebulan sekali. Saat ini aku kelas II
SMU swasta di kota Surabaya. Perkenalanku
dengan pacarku, Shinta setahun yang lalu. Di
sekolah kami, dia memang kembangnya kelas II
IPS, banyak cowok yang naksir padanya tapi
dengan sedikit kelebihanku dalam merayu cewek,
maka aku berhasil menggaetnya. Sebenarnya dia
termasuk type cewek yang pendiam dan
tongkrongannya biasanya di perpustakaan, karena
itu dia sering dapat rangking kelas. Keluarga Shinta
termasuk keluarga yang kaya. Ayahnya, Pak Har
berumur 54 tahun masuk jajaran anggota DPRD
sedang ibunya, Bu Har yang nama aslinya Mustika
berumur 38 tahun, orangnya cantik, tingginya
sekitar 164 cm, kulitnya putih, dia asli Menado,
rambutnya sebahu, orangnya ramah dan
berwibawa. Kesibukannya hanya di rumah,
ditemani oleh tantenya Shinta yaitu Tante Merry,
berumur 30 tahun, orangnya seksi sekali seperti
penyanyi dangdut Baby Ayu, tingginya 166 cm.
Dia baru menikah 3 tahun yang lalu dan belum
mempunyai anak, sedang suaminya Om Nanto
adalah pelaut yang pulang hampir 3 bulan sekali.
Dalam masa pacaran boleh dibilang aku kurang
pemberani karena memang Shinta orangnya selalu
memegang prinsip untuk menjaga kehormatan
karena dia anak tunggal. Dia hanya mengijinkan
aku untuk mencium pipi saja, itu juga kalau malam
minggu. Sebenarnya aku bukanlah orang
yang alim, karena kawan- kawanku Andi, Dito dan
Roy terkenal gank-nya Playboy dan
suka booking cewek, maka sebagai pelampiasanku
karena pacarku orangnya alim aku sering mencari
kesenangan di luar bersama teman-temanku, rata-
rata dari kami adalah anak orang gedean, jadi uang
bagi kami bukanlah soal, yang penting happy.
Suatu hari, tepatnya minggu sore kami berempat
pergi ke Tretes dan rencananya akan menyewa
hotel dan booking cewek. Sesampainya di sebuah
hotel, kami segera ke receptionis, kami segera
memesan 2 kamar, saat itu aku hanya duduk di
ruang tunggu dan mengawasi Dito dan Andi yang
sedang memesan kamar. Tiba-tiba pandanganku
jatuh pada perempuan setengah baya
yang berkacamata hitam di sebelah Dito yang
sepertinya lebih dulu mau memesan kamar. Aku
seperti tak percaya, dia ternyata Tante Tika
(Mustika) ibunya Shinta dan yang bersamanya
seorang pemuda yang aku sendiri tidak kenal.
Mereka kelihatan mesra sekali karena tangan
pemuda itu tak mau lepas dari pinggang Tante
Tika. Timbul niatku untuk menyelidiki apa
sebenarnya tujuan Tante Tika datang ke hotel ini.
Setelah mendapat kunci, mereka kemudian
melangkah pergi untuk menuju kamar yang
dipesan. Lalu aku menguntitnya diam-diam, pada
Roy aku pamit mau ke Toilet. Ternyata mereka
menuju ke kamar Melati no.3 yaitu salah satu
kamar VIP yang dipunyai oleh Hotel itu. Kemudian
aku balik lagi ke teman-temanku, akhirnya mereka
mendapat kamar Mawar no.6 dan 7 kebetulan
lokasinya saling membelakangi dengan Kamar
Melati, dan dipisahkan oleh parkiran mobil. Tak
lama kemudian, Roy dan Dito pergi mencari
cewek. Sambil menunggu mereka, aku iseng-iseng
pergi ke belakang kamar. Saat itu jam 18:00 sore
hari mulai gelap. Kebetulan sekali di Kamar Melati
pada dinding belakang ada ventilasi udara yang
agak rendah. Dengan memanjat mobil Roy, aku
bisa melihat apa yang terjadi di dalam kamar itu.
Ternyata Ibu pacarku yang di rumah kelihatan alim
dan berwibawa tak disangka selingkuh dengan pria
lain yang umurnya jauh lebih muda darinya.
Keduanya dalam keadaan telanjang bulat, posisi
Tante Tika sedang menaiki pemuda itu sambil
duduk, kemaluan Tante Tika terlihat tertusuk oleh
batang kejantanan pemuda yang sedang terlentang
itu. Aku jadi ikut horny melihat dua sosok tubuh
yang sedang bersetubuh itu. Wajah Tante Tika
kelihatan merah dan dipenuhi keringat yang
membasahi kulitnya. Nafasnya terengah-engah
sambil menjerit-jerit kecil. Tiba-tiba gerakannya
dipercepat, dia berpegangan ke belakang lalu dia
menjerit panjang, kelihatannya dia mendapat
orgasmenya lalu badannya ambruk menjatuhi
tubuh pemuda itu. Kelihatannya pemuda itu belum
puas lalu mereka ganti posisi. Tante Tika berbaring
di ranjang, kakinya di buka lebar lututnya dilipat,
dengan penuh nafsu pemuda itu menjilati liang
kewanitaan Tante Tika yang sudah basah penuh
dengan cairan maninya. Ibu pacarku itu
mengerang- erang manja. Setelah puas dengan
permainan lidahnya, pemuda itu kembali
mengarahkan batang kejantanannya ke bibir
kemaluan Tante Tika lalu dengan mudah,
"Blueess.." Kejantanan pemuda itu sudah amblas
seluruhnya ke dalam lubang kemaluan Tante Tika.
Aku melihatnya semakin bernafsu sambil
mengocok kemaluanku sendiri, aku antusias sekali
untuk menikmati permainan mereka. Pemuda itu
terus memompa batang kejantanannya keluar
masuk lubang kemaluan Tante Tika sambil
tangannya meremas-remas payudara perempuan
itu yang berukuran lumayan besar, 36B.
Pinggulnya bergoyang-goyan g mengimbangi
gerakan pemuda itu. Sekitar 6 menit kemudian
pemuda itu mengejang, ditekannya dalam-dalam
pantatnya sambil melenguh dia
keluar lebih dulu, sedang Tante Tika terus
menggoyangkan pinggulnya. Tak lama kemudian
dijepitnya tubuh pemuda itu dengan kakinya
sambil tangannya mencengkeram punggung
pemuda itu. Kelihatannya dia mendapat orgasme
lagi bersamaan dengan muncratnya mani dari
kemaluannya. Lalu kusudahi acaraku mengintip
Tante Tika, Ibu pacarku yang penuh wibawa dan
aku sangat mengagumi kecantikannya ternyata
seorang Hiperseks. Ada catatan tersendiri dalam
hatiku. Aku sudah melihatnya telanjang bulat, hal
itu membuat terbayang-bayan g terus saat dia
merintih-rintih membuatku sangat bernafsu
hingga timbul keinginan untuk dapat menikmati
tubuhnya. Paling tidak aku sekarang punya kartu
truf rahasianya. Acaraku dengan teman-teman
berjalan lancar bahkan saat menyetubuhi cewek
yang bernama Ani dan Ivone justru aku
membayangkan sedang menyetubuhi Tante Tika
hingga aku cepat sekali keluar. Aku hanya
melakukan sekali pada Ani dan dua kali pada Ivone,
sedang teman-temanku melakukan sampai pagi
tak terhitung sudah berapa kali mereka mendapat
orgasme. Aku sendiri jadi malas untuk bersetubuh
dengan mereka karena saat ini aku malah
terbayang-bayan g dengan keindahan tubuh Tante
Tika. Jam 10 malam setelah berpakaian, aku keluar
dari kamar. Kubiarkan ketiga temanku mengerubuti
kedua cewek itu. Kunyalakan rokok dan duduk di
teras kamar, rasanya udara di Tretes sangat dingin.
Kembali kutengok kamar melati no.3 dari ventilasi,
kelihatan lampunya masih menyala berarti mereka
belum pulang, lalu kuintip lagi dari jendela ternyata
mereka sedang tidur saling berpelukan. Tiba-tiba
aku ingat Tante Tika selalu bawa HP, aku sendiri
juga kebetulan bawa tapi aku ragu apakah HP-nya
diaktifkan tapi akan kucoba saja. Begitu ketemu
nomernya lalu kutekan dial dan terdengar nada
panggil di dalam kamar itu. Tante Tika terbangun
lalu buru-buru mengangkat HP-nya, dia sempat
melihat nomer yang masuk. "Haloo.. ini Donny
yaa, ada apa Doon..?" kata Tante Tika dari dalam
kamar.
"Tante sedang di mana..?" tanyaku.
"Lhoo.. apa kamu nggak tanya Shinta, hari ini aku
kan nginap di rumah neneknya Shinta di Blitar,
neneknya kan lagi sakit.." kata Tante Tika beralasan.
"Sakit apa Tan.." tanyak berlagak pilon.
Dia diam sejenak, "Ah nggak cuman jantungnya
kambuh.. tapi sudah baikan kok, besok juga saya
pulang," katanya pintar bersandiwara.
"Memangnya kamu, ada perlu apa..?" tanya Tante
Tika.
"Maaf Tante.. tapi.. Tante jangan marah yaa..!"
"Sudah katakan saja aku capek nih.. kalau mau
ngomong, ngomong saja.. aku janji nggak akan
marah," kata Tante Tika. "Tante capek habis
ngapain..?"
tanyaku.
"E..e.. anuu tadi mijitin Neneknya Shinta.." katanya
gugup.
"Bener Tante..? masak orang sakit jantung kok
dipijitin, bukannya mijitin yang lain..?" kataku mulai
berani.
"Kamu kok nggak percaya sih.. apa sih
maksudmu..?"
"Sekali lagi maaf Tante, sebenarnya saya sudah
tahu semuanya..?"
"T..tahu apa kamu?" dia mulai gelagapan.
"Bukannya Tante sekarang berada di Tretes di Hotel
**** (edited) di kamar melati no.3 bersama orang
yang bukan suami Tante," kataku.
"D..Doon, kamu dimanaa?" katanya bingung.
"Temui saya di belakang kamar tante, di dalam
mobil Civiv Putih sekarang.. kita bisa pecahkan
masalah ini tanpa ada orang yang tahu," kataku
menantang.
"B..b.baik, saya segera ke sana.. tunggu lima menit
lagi," katanya lemah. Tak lama kemudian Tante
Tika datang dengan hanya memakai piyama
masuk ke mobil Roy.
"Malem Tante," sapaku ramah.
"Doon tolong yaa, kamu jangan buka rahasia ini.."
katanya memohon.
"Jangan khawatir Tante kalau sama saya pasti
aman, tapii.." aku bingung mau meneruskan.
Aku terus membayangkan tubuh seksi Tante Tika
dalam keadaan telanjang bulat sedang merintih-
rintih nikmat.
"Tapi.. apa Doon..?, ngoomong doong cepetan,
jangan buat aku
tengsin di sini.. tolong deh jaga nama baik Tante..
Tante baru dua kali begini kook.. itu jugaa.. Tante
udah nggak tahaan lagii, bener lhoo kamu mau
tutup mulut.." katanya merajuk.
"Tunggu duluu.. emang sama Om, Tante nggak
Puas..?" tanyaku.
"Sebenarnya siih, Mas Har itu udah menuhin
kewajibannya.. cuman sekarang dia kan udah agak
tua jadinya yaahh, kamu tahu sendiri kan gimana
tenaganya kalau orang sudah tua.. makanya kamu
harus maklum, kalau kebutuhan yang satu itu
belum terpuaskan bisa
gila sendiri aku.. kamu kan udah dewasa masalah
kayak gitu harusnya udah paham, paling tidak
kamu sudah tahu alasannya.. sekarang tolong
Tante yaah, jaga rahasia Tante.. please!!" katanya
mengiba. "Baik Tante, saya akan jaga rahasia ini,
tapi tergantung.."
"Tergantung apa..?
"tergantung.. imbalannya.. trus yang buat tutup
mulut apa dong, masak mulut saya dibiarin
terbuka..?"
"Kamu minta uang berapa juta besok saya kasih,"
balas Tante Tika agak sombong.
"Papa saya masih bisa kok ngasih uang
berapapun, Emangnya uang bisa untuk tutup
mulut, lihat Tante," sambil aku keluarin uang 100
ribuan lalu kutaruh di mulutku, kemudian uang itu
jatuh ke lantai mobil.
"Tuhh, jatuhkan uangnya." kataku sambil ketawa
kecil.
"Hihi..hi, kamu bisa apa aja becanda, terus kamu
minta apa..?" tanya Tante Tika.
"Hubungan pacaran saya sama Shinta kan udah
lama tapi Dia cuman ngasih ciuman di pipi saja,
yang lainnya nggak boleh sama mamanya,
sebenarnya saya pengin ngerasain yang lainnya.."
kataku. "Gila kamu, anakku kan masih perawan,
harus bisa jaga diri dong..!"
"Saya kan laki-laki dewasa Tante, pasti juga
kepingin ngerasain gituan, gimana kalau selain
ciuman dari Shinta saya belajarnya sama Tante
Tika.. saja," tanyaku nakal.
"Wah kamu semakin kurang ajar saja, mulai besok
kamu nggak boleh pacaran lagi sama anakku,"
ancamnya serius.
"Memangnya Tante pengin lihat berita di koran,
Isteri anggota DPRD Jatim berselingkuh dengan
gigolo," aku balik mengancam.
"Ett.. jangan dong, kamu kok gitu sih, aku cuman
bercanda kok, kamu boleh kok ngelanjutin
hubungan kamu dengan Shinta, terus kalau mau
diajarin gituan.. ee.. Tante nggak keberatan kok,
sekarang juga boleh," katanya, akhirnya dia
mengalah.
"Tante mau ML sama saya sekarang..?" tanyaku
nggak percaya.
"Udahlah, ayo ke kamar Tante tapi.. biar pemuda
itu kusuruh pulang dulu," katanya sambil
melangkah pergi menuju kamarnya. Malam itu
kulihat arlojiku sudah menunjukkan jam 23:00
WIB. Kulihat seorang pemuda keluar dari kamar
Tante Tika, aku segera masuk ke dalam kamar itu.
Kulihat Tante Tika sedang duduk di meja rias
sambil menyisir rambutnya menghadap ke
cermin.
"Nggak usah berdandan Tante, udah cantik kok.."
kataku memuji kecantikannya.
"Emang Tante masih cantik..?" tanyanya.
"Buat apa saya bohong, sudah lama saya
mengagumi kecantikan Tante, juga tubuh Tante
yang masih seksi," jawabku.
"Benarkah kamu mengagumi Tante..?"
"Malah saya sering ngebayangin gimana yahh
rasanya ngentot sama Tante Tika, pasti enak."
kataku merayunya.
"Ya udah nggak usah dibayangin, orangnya udah
ada di depan kamu kok, siap melayani kamu,"
katanya sambil berdiri dan berjalan ke arahku. Lalu
dengan kasar dibukanya reitsleting celanaku dan
dilepasnya celanaku ke bawah juga celana dalamku
hingga sampai lutut. "Waawww.. besar sekali
punya kamu Don?" serunya, lalu secepat kilat
tangannya menggenggam kemaluanku yang
ukuran panjangnya 15 cm tapi diameternya kira-
kira 3,7 cm kemudian mengelus-elusny a dengan
penuh nafsu. Akupun semakin bernafsu,
piyamanya kutarik ke bawah dan woowww..,
kedua buah dada itu membuat mataku benar-
benar jelalatan. "Mm.. kamu sudah mulai pintar,
Don. Tante mau kamu.." belum lagi kalimat Tante
Tika habis aku sudah mengarahkan mulutku ke
puncak bukit kembarnya dan, "Crupp.." sedotanku
langsung terdengar begitu bibirku mendarat di
permukaan puting susunya. "Aahh.. Donny,
oohh.. sedoot teruus aahh.." tangannya semakin
mengeraskan genggamannya pada batang
kejantananku, celanaku sejak tadi dipelorotnya ke
bawah. Sesekali kulirik ke atas sambil terus
menikmati puting susunya satu persatu. Tante Tika
tampak tenang sambil tersenyum melihat
tingkahku yang seperti monyet kecil menetek pada
induknya. Jelas Tante Tika sudah berpengalaman
sekali. Batang kejantananku tak lagi hanya
diremasnya, ia mulai mengocok-ngocok nya.
Sebelah lagi tangannya menekan-nekan kepalaku
ke arah dadanya. "Buka bajumu dulu, Don.." ia
menarik baju kaos yang kukenakan, aku melepas
sedotanku pada puting buah dadanya, lalu
celanaku dilepaskannya. Ia sejenak berdiri dan
melepas piyamanya, kini aku dapat melihat tubuh
Tante Tika yang bahenol itu dengan jelas. Buah
dada besar itu tegak menantang. Dan bukit diantara
kedua pangkal pahanya masih tertutup celana
dalam putih, bulu-bulu halus tampak merambat
keluar dari arah selangkangannya . Dengan agresif
tanganku menjamah CD-nya, langsung kutarik
sampai lepas. Tante Tika langsung merebahkan
tubuhnya di tempat tidur. Aku langsung
menindihnya, dadaku menempel pada kedua buah
payudaranya, kelembutan buah dada yang
dulunya hanya ada dalam khayalanku sekarang
menempel ketat di dadaku. Bibir kamipun kini
bertemu, Tante Tika menyedot lidahku dengan
lembut. "Uhh.." nikmatnya, tanganku menyusup
diantara dada kami, meraba- raba dan meremas
kedua belahan susunya yang besar itu. "Hmm..
oohh.. Tante.. aahh.." kegelian bercampur nikmat
saat Tante Tika memadukan kecupannya di leherku
sambil menggesekkan
selangkangannya yang basah itu pada batang
kejantananku. Bibirku merayap ke arah dadanya,
bertumpu pada tangan yang kutekuk sambil
berusaha meraih susunya dengan bibirku. Lidahku
mulai bekerja liar menjelajahi bukit kenyal itu senti
demi senti. "Hmm.. pintar kamu Doon.. oohh.."
Desahan Tante Tika mulai terdengar, meski serak-
serak tertahan nikmatnya jilatanku pada putingnya
yang lancip. "Sekarang kamu ke bawah lagi
sayang.." Aku yang sudah terbawa nafsu berat itu
menurut saja, lidahku merambat cepat ke arah
pahanya, Tante Tika membukanya lebar dan
semerbak aroma selangkangannya semakin
mengundang birahiku, aku jadi semakin gila.
Kusibak bulu- bulu halus dan lebat yang menutupi
daerah kewanitaannya. Uhh, liang kewanitaan itu
tampak sudah becek dan sepertinya berdenyut.
Aku ingat apa yang harus kulakukan, lidahku
menjulur lalu menjilati liang kewanitaan Tante Tika.
"Ooohh, yaahh.. enaak, Doon, Hebat kamu Doon..
oohh.." Tante Tika mulai menjerit kecil merasakan
sedotanku pada klitorisnya. Sekitar lima menit lebih
aku bermain di daerah itu sampai kurasakan tiba-
tiba ia menjepit kepalaku dengan keras diantara
pangkal pahanya, aku hampir-hampir tak dapat
bernafas. "Aahh.. Tante nggak kuaat aahh, Doon.."
teriaknya panjang seiring tubuhnya yang
menegang, tangannya meremas sendiri kedua
buah dadanya yang sejak tadi bergoyang- goyang,
dari liang kewanitaannya mengucur cairan kental
yang langsung bercampur air liur dalam mulutku.
"Makasih yaa Don, kamu udah puasin Tante..
makasih Sayang. Sekarang beri Tante kesempatan
bersihin badan sebentar saja," ia lalu mengecupku
dan beranjak ke arah kamar mandi. Aku tak tahu
harus berbuat apa, senjataku masih tegang dan
keras, hanya sempat mendapat sentuhan tangan
Tante Tika. Batinku makin tak sabar ingin cepat
menumpahkan air maniku ke dalam liang
kewanitaannya. Ahh, aku meloncat bangun dan
menuju ke kamar mandi. Kulihat Tante Tika sedang
mengguyur tubuhnya di bawah shower. "Tante
Tika.. ayoo cepat," teriakku tak sabar.
"Hmm, kamu sudah nggak sabar ya?" ia
mengambil handuk dan mendekatiku. Tangannya
langsung meraih batang kejantananku yang masih
tegang.
"Woowww.. Tante baru sadar kalau kamu punya
segede ini, Doon.. oohhmm.." ia berjongkok di
hadapanku. Aku menyandarkan tubuh di dinding
kamar mandi itu dan secepat kilat Tante Tika
memasukkan batang kejantananku ke mulutnya.
"Ouughh.. sstt.. nikmat Tante.. oohh.. oohh..
ahh.." geli bercampur nikmat membuatku seperti
melayang. Baru kali ini punyaku masuk ke dalam
alat tubuh perempuan. Ternyata, ahh.., lezatnya
setengah mati. Batang kejantananku tampak
semakin tegang, mulut mungil Tante Tika hampir
tak dapat lagi menampungnya. Sementara
tanganku ikut bergerak meremas-remas
payudaranya. "Waaouwww.. punya kamu ini lho,
Doon.. Tante jadi nafsu lagi nih, yuk kita lanjutin
lagi," tangannya menarikku kembali ke tempat
tidur, Tante Tika seperti melihat sesuatu yang
begitu menakjubkan. Perempuan setengah baya
itu langsung merebahkan diri dan membuka kedua
pahanya ke arah yang berlawanan, mataku lagi-lagi
melotot ke arah belahan liang kewanitaannya.
Hmm.. kusempatkan menjilatinya semenit lalu
dengan cepat kutindih tubuhnya, kumasukkan
batang kejantananku ke dalam lubang
kemaluannya. "Sleepp.." agak susah juga karena
kemaluannya lumayan sempit tapi kemudian
amblas juga seluruhnya hingga sampai dasar
rahim, lalu kupompa naik turun. "Hmm.. oohh.."
Tante Tika kini mengikuti gerakanku. Pinggulnya
seperti berdansa ke kiri kanan. Liang
kewanitaannya bertambah licin saja. Batang
kejantananku kian lama kian lancar, kupercepat
goyanganku hingga terdengar bunyi
selangkangannya yang becek bertemu pangkal
pahaku.
"Plak.. plak.. plak.. plak.." aduh nikmatnya
perempuan setengah baya ini. Mataku merem
melek memandangi wajah keibuan Tante Tika
yang masih saja mengeluarkan senyuman.
Nafsuku semakin jalang, gerakanku yang tadinya
santai kini tak lagi berirama. Buah dadanya tampak
bergoyang kesana kemari, mengundang bibirku
beraksi. "Ooohh Sayang, kamu buas sekali. Hmm..
Tante suka yang begini, oohh.. genjot terus.."
katanya menggelinjang hebat.
"Uuuhh.. Tante, nikmat Tante.. hmm Tante cantik
sekali oohh.."
"Kamu senang sekali susu tante yah? oohh..
sedoot teruus susu tantee aahh.. panjang sekali
peler kamu.. oohh, Doony.. aahh.." Jeritannya
semakin keras dan panjang, denyutan liang
kewanitaannya semakin terasa menjepit batang
kejantananku yang semakin terasa keras dan
tegang.
"Doon..?" dengusannya turun naik.
"Kenapa.. Tante.."
"Kamu bener-bener hebat Sayang.. oowww..
uuhh.. Tan.. Tante.. mau keluar hampiirr.. aahh.."
gerakan pinggulnya yang liar itu semakin tak
karuan, tak terasa sudah lima belas menit kami
bersetubuh.
"Ooohh memang enaak Tante, oohh.. Tante
oohh.. tante Tika, oohh.. nikmat sekali Tante,
oohh.." Tak kuhiraukan tubuh Tante Tika yang
menegang keras, kuku-kuku tangannya
mencengkeram punggungku, pahanya menjepit
keras pinggangku yang sedang asyik turun naik
itu, "Aahh.. Doon.. Tante ke..luaarr laagii.. aahh.."
liang senggama Tante Tika terasa berdenyut keras
sekali, seperti memijit batang kejantananku dan ia
menggigit pundakku sampai kemerahan. Kepala
batang kejantananku seperti tersiram cairan hangat
di dalam liang rahimnya. Sesaat kemudian ia lemas
lagi. Batang kejantananku masih menancap setia di
liang kemaluan Tante Tika. "Sekarang Tante mau
puasin kamu, kasih Tante yang di atas ya, Sayang..
mmhh, pintar kamu Sayang.." Posisi kami
berbalik. Kini Tante Tika menunggangi tubuhku.
Perlahan tangannya kembali menuntun batang
kejantananku yang masih tegang itu memasuki
liang kenikmatannya dan terasa lebih masuk. Tante
Tika mulai bergoyang perlahan, payudaranya
tampak lebih besar dan semakin menantang dalam
posisi ini, aku segera meremasnya. Tante Tika
berjongkok di atas pinggangku menaik-turunkan
pantatnya, terlihat jelas bagaimana batang
kejantananku keluar masuk liang senggamanya
yang terlihat penuh sesak, sampai bibir kemaluan
itu terlihat sangat kencang. "Ooohh enaak Tante..
ooh Tante.. ooh Tante Tika.. ooh Tante.. hmm,
enaak sekali.. oohh.." kedua buah payudaranya
seperti berayun keras mengikuti irama turun
naiknya tubuh Tante Tika. "Remas yang mesra
dong susu Tante sayang, oohh.. yaahh.. pintar
kamu.. oohh.. Tante nggak percaya kamu bisa
seperti ini, oohh.. pintar kamu Doon oohh.. ganjal
kepalamu dengan bantal ini sayang," Tante Tika
meraih bantal yang ada di samping kirinya dan
memberikannya padaku. "Maksud Tante supaya
saya bisa.. srup.. srup.." mulutku menerkam
puting susunya. "Yaahh.. sedot susu Tante lagi
sayang.. hmm.. yak begitu teruus yang kiri sayang
oohh.." Tante Tika menundukkan badan agar
kedua buah dadanya terjangkau mulutku. Cairan
mani Tante Tika yang meluber membasahi dinding
kemaluannya. Akhirnya dia menjerit panjang,
"Ouuhhgg.. Tante keluuaar, lagii," erangnya. Aku
yang belum puas memintanya untuk
menungging. Tante Tika menuruti perintahku,
menungging tepat di depanku yang masih
terduduk. Hmm.., lezatnya pantat Tante Tika yang
besar dan belahan bibir kewanitaannya yang
memerah, aku langsung mengambil posisi dan
tanpa permisi lagi menyusupkan batang
kejantananku dari belakang. Kupegangi
pinggangnya, sebelah lagi tanganku meraih buah
dada besarnya. "Ooohh.. ngg.. Kamu hebaat
Donn.. oohh, genjot yang cepat Sayang, oohh..
tambah cepat lagi.. uuhh.." desah Tante Tika tak
beraturan. "Ooohh Tante.. Taan..tee.. oohh..
nikmat Tante Tika.." Kepalanya menggeleng keras
kesana kemari, kurasa Tante Tika sedang berusaha
menikmati gaya ini dengan semaksimal mungkin.
Teriakannya pun makin ngawur.
"Ooohh.. jangan lama-lama lagi Sayang, Tante
mau keluar lagi ooh.." rintihnya. Lalu aku
mempercepat gerakanku hingga bunyinya
kecepak- kecepok akibat banyaknya cairan mani
Tante Tika yang sudah keluar, lalu aku merasa ada
sesuatu yang mau keluar. "Aahh Tante.. uuhh..
nikmat sekali, oohh.. Tante sekarang.. Tante Tika,
oohh.. saya nggak tahan tantee.. enaak.. oohh.."
ceracauku tak beraturan. "Tante juga Doon.. ohh..
Doonny sayaangg, oohh.. keluaar samaan
sayaang, ooh.." Kami berdua berteriak panjang,
badanku terasa bergetar dan, "Croot.. crott..
croott.. croott.." entah berapa kali batang
kejantananku menyemburkan cairan kental ke
dalam rahim Tante Tika yang tampak juga
mengalami hal yang sama, selangkangan kami
saling menggenjot keras. Tangan Tante Tika
meremas sprei dan menariknya keras, bibirnya ia
gigit sendiri. Matanya terpejam seperti merasakan
sensasi yang sangat hebat. Sejak itu hubunganku
dengan Tante Tika bertambah mesra tidak jarang
kami mengadakan perjanjian untuk saling ketemu
atau saat dia menyuruhku mengantarkannya ke
arisan tapi malah dibelokkan ke rumahnya yang
satu di daerah perumahan elit yang sepi, sedang
aku sama Shinta tetap pacaran tapi
perselingkuhank u dengan mamanya tetap kujaga
rahasianya. Suatu hari aku ke rumah Shinta
sepulang sekolah, ternyata Shinta sedang les.
Sedangkan ayahnya ada meeting 2 hari di Malang.
Karena sudah terbiasa, setelah masuk ke rumah
dan kelihatannya sepi, saat bertemu Tante Tika aku
langsung memeluknya dari belakang.
"Mumpung sepi Tante, saya sudah kangen sama
Tante.." kataku sambil menciumi leher dan cuping
telinga Tante Tika.
"Jangan di sini Sayang, ke kamar tante saja.."
katanya sambil mengandengku masuk ke
kamar, aku seperti kerbau yang di cocok
hidungnya, hanya menurut saja. Setibanya di
dalam kamar tanpa ba-bi-bu kami saling
berpelukan dan kulumat bibirnya. Nafasnya
terengah- engah. Kancing dasternya kubuka satu-
persatu hingga semuanya lepas lalu kutarik ke
bawah, sedang Tante Tika juga sudah melepas
kemejaku, tangannya kini sibuk membuka
reitsleting celanaku, aku membantunya. Setelah
celanaku lepas lalu dia buang di lantai. Aku diam
sejenak, kupandangi tubuh Tante Tika yang hanya
memakai BH warna putih dan celana dalam yang
juga putih. Lalu tali pengikat BH-nya kulepas, maka
tersembullah buah dada Tante Tika yang montok
dan menantang itu. Kemudian tanganku ganti
memelorotkan celana dalam Tante Tika. Kini dia
sudah telanjang bulat tanpa sehelai benangpun
yang menutupi tubuhnya. Kulitnya yang putih
mulus memancarkan keindahan alami, aku jadi
semakin bernafsu. Sesaat kemudian Tante Tika
jongkok di hadapanku dan dengan sekali tarik
celana dalamku dilepaskannya ke bawah, dengan
kakiku CD-ku kulempar ke bawah ranjang Tante
Tika. Lalu kami saling menatap, bibirnya didekatkan
dengan bibirku, tanpa buang waktu kupagut bibir
yang merah merekah kami saling mengulum,
terasa hangat sekali bibir Tante Tika. Tanganku
mulai bergerilya di dadanya, gundukan montok itu
semakin lama semakin kencang dan putingnya
terasa mengeras karena permainan tanganku.
Kemaluanku tak luput dari tangan hangat Tante
Tika yang begitu bernafsu ingin menguasai
keperkasaan kejantananku. Tangan lentik itu kini
mengocok dan meremas otot kejantananku. Aku
semakin tak tahan, lalu aku melepas pelukannya,
nafas kami sama- sama ngos-ngosan. Kulihat
matanya memerah seperti banteng yang marah,
dadanya naik turun inikah yang namanya sedang
birahi. Lalu tubuh telanjang Tante Tika kubopong
dan kubaringkan terlentang di atas ranjang, dia
menekukkan lututnya dan kedua pahanya
direnggangkan. Melihat pemandangan liang
senggamanya yang sudah basah dan merah
merekah, aku jadi semakin tidak sabar. Lalu
kembali semua bagian dari liang kewanitaannya
menjadi daerah operasi lidahku. Klirotisnya terlihat
mengkilat
karena banyaknya cairan yang membasahi liang
senggamanya. Tiba-tiba aku dikagetkan saat secara
refleks aku melihat ke pintu. Memang pintu itu
hanya di tutup kain gorden sedang daun pintunya
tidak kami tutup. Kain gorden itu tersingkap sedikit
dan terlihat sepasang mata mengintip perbuatan
kami. Aku
sempat deg-degan, jangan- jangan Om Har, kalau
benar mati aku. Lalu saat gorden itu tertiup angin
dari jendela samping aku baru tahu kalau ternyata
yang berdiri di balik pintu adalah Tante Merry, adik
Tante Tika. Aku jadi lega, paling tidak dia bukan
suami Tante Tika ataupun pacarku Shinta. Aku
meneruskan permainanku dengan harapan
semoga Tante Merry bisa melihat bagaimana aku
bisa memuaskan kakaknya. Harapanku mendekati
kenyataan, ternyata mata itu terus mengawasi
permainan kami bahkan saat batang kejantananku
hendak masuk ke dalam liang kewanitaan Tante
Tika, aku sempat mendengar Tante Merry
menahan nafas. Kembali kugenjot liang kewanitaan
itu hingga yang punya mengejang sambil
mulutnya keluar erangan dan rintihan yang seperti
mungkin pembaca pernah melihat Film Blue versi
mandarin saat si cewek digenjot lawan mainnya.
Aku sendiri semakin tambah bernafsu mendengar
rintihan kecil Tante Tika karena suaranya
merangsang sekali. Paling tidak 20 menit lamanya
aku bisa bertahan dan akhirnya jebol juga
pertahananku. "Ccroot.. croot.. croot.." cairanku
banyak yang masuk ke dalam rahim Tante Tika,
sedang sebelum itu Tante Tika
juga sudah keluar dan setelah aku hampir selesai
mengejang dan mengeluarkan spermaku, giliran
Tante Tika mengejang yang kedua kalinya. Lalu
tubuhku ambruk di samping Tubuh indah Tante
Tika. Kulihat mata Tante Tika terpejam sambil
tersenyum puas. Lalu aku pamit mau ke kamar
mandi. Sebenarnya aku hanya ingin menemuai
Tante Merry tapi saat kucari dia sudah tidak di
belakang gorden lagi. Lalu kucari di kamarnya.
Kulihat pintu kamar terbuka sedikit lalu kutengok,
ternyata kamarnya kosong. Akhirnya kuputuskan
ke kamar mandi karena aku memang mau
kencing, dengan tergesa-gesa aku berlari ke kamar
mandi, kulihat pintu kamar mandi tidak tertutup.
Saat aku di depan pintu, aku samar-samar
mendengar bunyi air yang dipancurkan berarti ada
yang mandi shower. "Ohh.. my God.." saat itu
terpampang tubuh molek Tante Merry sedang
mandi di pancuran sambil mendesah-desah, dia
menggosok tubuhnya membelakangi pintu.
Terlihat bagian pantatnya yang padat dan seksi,
karena suara air begitu deras mungkin Tante Merry
tidak mendengar saat aku melebarkan pintunya.
Dari luar aku memandangnya lebih leluasa,
tangannya sedang menggosok buah dadanya dan
kadang buah dadanya yang berukuran 36C itu
diremasnya sendiri, aku ikut terhanyut melihat
keadaan itu. Saat dia membalikkan badan, kulihat
dia mendesis sambil matanya terpejam seperti
sedang membayangkan sesuatu yang sedang
dialaminya. Waaouuw.., dari depan aku semakin
jelas melihat keindahan tubuh Tante Merry. Buah
dadanya yang sedang diremas tangannya sendiri
kelihatan masih tegak menantang bulat sekal
dengan puting yang mencuat runcing di
tengahnya, mungkin karena dia belum pernah
menyusui bayi maka kelihatan seperti buah dada
seorang perawan, masih segar. Aku sempat
terperangah karena berbeda sekali dengan
kepunyaan Tante
Tika yang sudah agak menggantung sedikit tapi
ukurannya lebih kecil sedikit. Lalu pandanganku
semakin turun, kulihat hutan rimbun di bawah
perutnya sudah basah oleh air, kelihatan tersisir
rapi dan di bawahnya sedikit daging kecil itu begitu
menonjol dan lubangnya lebih kecil dari lubang
milik Tante Tika. Tak lama kemudian tangannya
meluncur ke bawah dan menggosok bagian demi
bagian. Saat tangan mungilnya digosokkan pada
klirotisnya, kakinya ikut direnggangkan, pantatnya
naik turun. Aku baru menyadari bahwa
kemaluanku sudah tegak berdiri malah sudah
keluar cairan sedikit. Aku semakin tak tahan, aku
lalu main spekulasi aku harus bisa menundukkan
Tante Merry paling tidak selama ini dia merasa
kesepian, selama dua bulan terakhir ini dirinya tidak
disentuh laki-laki berarti dia sangat butuh kepuasan
batin. Satu persatu pakaianku kulepas hingga
telanjang bulat, burungku yang sudah berdiri tegak
seperti tugu monas ini sudah tidak sabar ingin
mencari sarangnya. Lalu diam-diam aku masuk ke
kamar
mandi dan aku memeluk Tante Merry dari
belakang, tanganku ikut meremas buah dadanya
dan kuciumi tengkuknya dari belakang. Tante
Merry kaget, "Haii.. apa-apaan kamu Doonny!"
bentaknya sambil berusaha melepaskan pelukanku.
Aku tidak menyerah, terus berusaha.
"Doonn.. Lepaaskaan Tantee.. Jangaan.." Dia terus
berontak.
"Tenang Tante.. saya cuma ingin membantu
Tante, melepaskan kesepian Tante," aku terus
menciuminya sedang tanganku yang satunya
bergerilya ke bawah, kugantikan tangannya yang
tadi menggosok liang kewanitaannya sendiri. Bibir
kemaluannya kuremas dan kuusap-usap pelan.
"Tapi Doon, Ouhhg.. Aku kaan.. sshah.." dia
sepertinya juga sudah menikmati permainanku.
"Sudah berapa lama Tante mengintip kami tadi..
Tante kesepian.. Tante butuh kepuasan.. saya akan
memuaskan Tante.. nikmati saja," aku terus
mencumbunya.
"Ouugh.. Ahh.. Jangaann Oohh.." dia terus
melarang tapi sesaat kemudian dia membalikkan
badan.
"Doonn, puaskan dahaga Tante.." katanya sambil
melumat bibirku, kini dia begitu agresif, aku ganti
kewalahan dan berusaha mengimbanginya,
tanganku meremas kedua buah dada Tante Merry.
"Hmm kamu hebaat.. sayaang," tanpa sadar keluar
ucapan itu dari mulutnya. Selama 25 menit kami
saling mencumbu, saling meremas dalam keadaan
berdiri hingga..
"Ahh.. Doon, cukuup Doon.. lakukanlah, aku sudah
tidaak tahaan.. Ohh.." rintihnya.
Lalu kudorong tubuh Tante Merry menepi ke
dinding, kurenggangkan kakinya. Sesaat kulihat
bibir kemaluannya ikut membuka lebar, klitorisnya
terlihat meriang memerah dan sudah banyak
cairan yang membasahi dinding kewanitaannya.
Lalu kuletakkan batang kejantananku yang sudah
mengeras itu di bibir kemaluan Tante Merry, pelan-
pelan kumasukkan. "Uhh.. ss, pelaan sayang,
punyamu terlalu besar," jeritnya kecil. Memang
kelihatannya liang kewanitaan yang satu ini masih
sempit mungkin jarang dipakai. Perlahan batang
kejantananku mulai masuk lebih dalam hingga
akhirnya amblas seluruhnya. "Aouuwww.." Tante
Merry menjerit lagi mungkin dia belum terbiasa
dengan batang kejantanan yang berukuran besar.
Setelah keadaan agak rileks, aku mulai
menggerakkan batang kejantananku maju
mundur. "Oohh.. teruskaan Sayaang.. gendoong
aku," katanya sambil menaikkan kakinya dan
dijepitkan di pinggangku. Saat itu batang
kejantananku seperti dijepit oleh dinding
kewanitaannya tapi justru gesekannya semakin
terasa nikmat. Tante Merry terus melakukan
goyang pinggulnya.
"Ohh.. ennaak Tantee.." aku semakin terangsang.
"Tantee jugaa nikmaat.. Doon, punya kamu
nikmaat banget.. Ohh, rasanya lebih nikmat dari
punya suamikuu.. Ahh.. Uhh.. Tusuk yang lebih
keras sayang." desis Tante Merry.
"Aaahh.. Aaagh.. Ohh.. Sshh.." Tante Merry
merintih tak karuan dan gerakan pinggulnya
semakin tak beraturan.
"Doon, Ohh.. genjoot teruuss.." dia setengah
menjerit, "Don, masukin yang dalam, yachh.."
"Enaak Tante, mmhh.." aku merasakan sukmaku
seperti terbang ke awan, liang kewanitaan
perempuan ini nikmat betul sih, sayang suaminya
kurang bisa memuaskannya.
"Ouuhh, Doon.. Tantee.. Mauu Keel.. Aaahh.." dia
menjerit sambil menekankan pantatnya lebih
dalam. "Seerr.." terasa cairan hangat membasahi
batang kejantananku di dalam rahimnya. Tapi aku
terus memacu gerakanku hingga aku sendiri
merasakan mau mencapai orgasme.
"Tantee.. dikeluarkan di dalam apa di luar," aku
masih sempat bertanya.
"Di dalam sajaa, berii aku bibitmu sayang,"
pintanya. Tak lama kemudian aku merasakan ada
dorongan dari dalam yang keluar, "Crroott..
crroott.. croott.." cairan maniku langsung
memenuhi rahim Tante Merry, lama kami
berpelukan kencang hingga akhirnya aku merasa
kakiku lemas sekali, tapi aku terus mencumbu
bibirnya.
"Terima kasih Doon, kamu telah menghilangkan
dahagaku," kata Tante Merry.

Dengan Guru Idaman

Nama ku adalah Fitri, gadis yang duduk di kelas 2 SMK. Aku memiliki pacar yang bernama S. kakak kelas ku kelas 3. Pacar ku ini orang nya baik hati, tapi agak pendek dikit dengan ku.
Walau aku punya pacar tapi aku belum pernah berciuman, oral sex, atau sampai berhubungan intim akupun gak pernah dengan nya.

Sejak aku sekolah setiap hari kamis, ada seorang guru yang lumayan tampan dan memilki bibir seksi, semakin lama aku melihat bapak itu semakin aku tertarik dan ingin rasa nya aku jadi pacar guru ku itu, Guru ku walau masih lajang tapi dia sudah bertunangan, saat aku masuk belajar dengan bapak guru ku itu ingin sekali aku mengucap kata-kata "ilove you".
tapi sayang nya itu tidak mungkin terjadi.

Hampir setiap malam aku mimpi bercinta dengan guru ku itu, Rasa nya pingin sekali aku bercinta yang sesungguh nya dengan guru ku itu. Hari - hari rasa itu semakin menusuk hatiku yang penuh dengan cinta. Gak kebayang betapa Nikmat nya mencium bibir guruku, apalagi sampai tidur dengan nya.

Suatu ketika sampailah di ujian semester dan pada akhirnya Nilai ku mendapat remedial dengan bapak itu, aku berfikir kenapa guru ku yang ku cintai tega memberikan nilai remedial padaku...???/
Mungkin dia gak tau betapa aku mencintai dan menyukai nya...
He...he.... Mana tau ya sementara aku belum mengungkapkan nya.

Setiap aku ingin meminta remedial bapak itu selalu menolak ku... kata nya.... "Apa gak dengar apa yang saya katakan, kan sudah tidak ada lagi remedial".

Walau kelihatan kejam, tapi rasa cintaku tidak pernah pudar....
Sikap dan latar belakang bapak itu ku selidiki, ternyata dia lelaki tergolong memiliki Seks yang kuat dan sangat ingin melakukan nya, walau dia adalah seorang guru.
Hingga suatu hari terfikir oleh ku apa ku tembak aja ya bapak itu??? dan ku ajak tidur aja???? Gimana kalau bapak itu marah ya???? Ah... masa bodoh ku coba ajalah, demi nilai dan demi cinta ku.
Walau dia seorang guru kalau sudah melihat bentuk tubuh ku telanjang bulat pasti dia pengen nerkam juga... He...he....

Tapi juga terfikir olehku, jika bapak itu mau tidur dengan ku dan memuaskan seks nya, apa dia mau jadi pacarku dan akan menikahi ku... karena dia kan sudah bertunagan????
Dan gimana kalau dia menolak meniduriku sementara aku tidak mau munafik karena memang bener-bener kepengen tidur dan melakukan seks dengan guruku???

Selama 3 Malam aku membayangi dia, dan berfikir: "Akan kah aku harus mengorbankan Perawan ku demi cintaku dan demi Nilaiku....???"
Aku cari solusi terbaik dengan membaca berbagai buku seks. Ternyata ada buku yang menceritakan kisah yang sama seperti yang ku alami ini. Tenyata walau seorang wanita sudah tidak perawan lagi, keperawanan itu gak akan nampak atau kelihatan lagi selama 2 tahun tidak melakukan hubungan intim. Karena selama 2 tahun vagina wanita akan kembali rapat seperti perawan lagi. Di kisah itu juga di bilang Setelah vagina sudah rapat kembali kemungkinan akan mengeluarkan darah lagi walau cuma sedikit dan akan merasakan sakit juga, Selain itu juga diberikan Tips bagaimana menutupi ketidakperawanan kepada pacar atau suami kita kelak.... Tips inti sangat baik sekali untuk kita seorang wanita,
Intinya dikisahkan dalam buku itu, ketidakperawanan bisa ditutupi selama kedua nya masih merahasiakan nya.

Dan pada akhir nya aku memberanikan diri untuk menghampiri guruku itu. Suatu hari guruku itu duduk sendiri di ruangan Laboratorium, dan langsung saja ku hampiri dengan memberanikan diri.
aku menyapa : " Assalamualaikum Pak.....???
Guruku : " Wslm..."
Aku : lagi paen pak....????
Guruku : "gak ada, lagi duduk aja"
Aku : " Pak Fitri mau remedial pak???"
Guruku: " Gak ada lagi remedial"

lalu ku dekati bapak itu, ku berkata " Pak, fitri boleh ngomong sesuatu...???? (Dengan merayu guruku agar dia gak marah yang sudah ku siapkan sebelum nya).

Guru ku: "mau ngomong apa...????"
Aku : " Tapi bapak janji jangan marah, jangan bilang-bilang ke siapapun, dan bapak sumpah dulu..??/"

Guruku : "maksud nya apa...??? (sedikit nada keras)"
Aku : "Bapak janji aja pak???"
Guruku : "Oke"
Aku : " Pak... Sebetul nya fitri sayang dan suka ma bapak, tiap malam fitri mimpi bapak terus...???
Guruku : "Maksud kamu apa sich...???" (guru ku tetap bertanya-tanya)
Aku: " "Bapak gak ngerti ya...??? Kalau gak ngerti biar fitri kasih tau ya pak???, tapi bapak kan uda janji gak marah???"
guru ku : " Iya... saya gak marah"

Pelan-pelan tangan ku memegang tangan bapak itu, lalu sambil ku cium pipi guruku dan sambil berbisik di telinga nya :
"Fitri sayang baget ma bapak, fitri tau siapa fitri pak, tapi gak salahkan kalau fitri mencintai bapak...???

Guruku menjawab : " Fit... dengar bapak ya...??? Saya hargai kejujuran dan keberanian mu, tapi Usia kamu masih muda
dan tidak mungkin saya menjalin hubungan dengan kamu, apalagi saya guru kamu... Dan saya juga uda tunangan."

Aku : "Fitri tau pak, fitri tau itu pak, fitri tau bapak uda tunangan dan fitri siswa bapak.
Tapi Fitri ingin banget bisa dekat ma bapak, bisa bermanja dengan bapak. Fitri sayang baget pak ma bapak, fitri tau gak mungkin fitri bisa memilki bapak dan hati bapak.
Tapi bukan berarti apa tidak boleh fitri minta tubuh dan hanya miliki tubuh bapak aja????" (dengan keberanian ku ucap dan ku rayu bapak itu supaya mau tidurin aku dan ngajak berhubungan Seks)

Guruku : "Saya makin gak ngerti maksud kamu apa fitri....???"

Dalam hati aku berkata : "Dasar bodoh bapak ini... He...he.... gak ngerti apa pura-pura gak ngerti, Pa memang harus langsung aja ku katakan...."

Aku : "Begini loh pak... Tiap malam fitri mimpi basah... (sambil aku tersenyum). Fitri dan bapak saling bercinta dikamar, saling bercumbu, saling ehhhmmm...eeheemmm... pak...????"

Guruku : " Ehemmmm....ehemmmm...hmmmm,,, Itu apa fit...????""

Dalam hatiku aku batin lagi : " Memang bodohlah bapak ini.... uda kayak gitu juga masih pura-pura gak tau...."

Aku : " iya pak, maksud nya bapak dan fitri tidur satu kamar, terus penuh cinta bapak berbaring diatas fitri.... bapak cumbu fitri, bapak cumbu leher fitri, sambil
bapak remas-remas nenen fitri, terus bapak emut-emut nenen fitri pak.... terus bibir bapak demi tahap turun ke perut sampailah bibir bapak di kemaluan fitri.
Bapak emut-emut kemaluan fitri, bapak cium, bpak mainkan dan jilat-jilat dengan lidah bapak, rasa nya pak enak banget pak, nikmat... AAAhhhhhhh....."
" Kemudian aku melirik kebagian kemaluan guruku dan berkata lagi: "Fitri pengen pak melakukan nya dengan bapak sekarang seperti dimimpi fitri...???"

Tenyata keamaluan guruku bergerak-gerak dan agak mengeras, mungkin mendengarkan cerita mimpiku, ayoo... kena dech guruku,
dan ternyata memang benar apa yang diceritakan dalam buku yang ku baca itu, kalau tipe seperti guruku ini ternyata kuat seks dan pantang di pancing.
He...he.....

Guruku : " Gila... kamu... Nekad x kamu bicara begitu"

Aku : "Pak demi cinta apapun fitri lakukan, fitri cinta dan sayang banget ma bapak, Kalau bapak gak percaya pak, silahkan bapak ambil sekarang juga perawan fitri pak,
Fitri Rela pak berikan untuk bapak, fitri ikhlas"

Guruku menjawab dengan lembut sekali : "Gak fit, jangan, bapak takut, bapak gak mau, bapak gak bisa, perawan itu adalah harta wanita yang paling berharga, itu harga diri kamu,
walau saya melakukan nya, bapak takut dosa, takut ketauan orang, dan pasti nya bapak gak bisa nikahi kamu...???"

Aku : "Fitri juga takut Dosa pak, tapi fitri pengen x, habis ni fitri akan taubat pak, ini adalah bukti buat bapak, jangan sakiti fitri pak, jangan tolak pak.

Guruku juga masih menolak dan berkata : " Gak Fit... gak...."

Dalam hati aku berkata : "susah juga ya ngerayu sibapak ini, aku tau bapak ini pasti uda gak tahan dan bernafsu, apa kau nekad aja buka baju ya... Pasti bapak ini masih takut kalau aku cerita ma orang-orang
atau orang lain, dan pasti takut kalau akau meminta pertanggung jawaban. Ah... tunggu apa lagi langsung ajalah, mumpung sepi dan uda nanggung, lagian penis sibapak pun, uda bergerak naik alias sudah tegang.
He...he,....."

Aku :" Fitri tau pasti bapak takut kan fitri cerita ma orang lain, takut fitri minta bapak tanggung jawabkan????, jangan takut pak, fitri sumpah dan janji gak akan
cerita kepada siapapun, ini rahasia kita berdua pak, cuma kita berdua pak, dan fitri gak kan minta tanggung jawab kepada bapak, fitri janji pak.

Aku yakin pasti sibapak uda mau nih... kemudain bapak menjawab:

Bapak : " bapak gak percaya sama kamu".

Buseetttt, ternyata iya cuma karena sibapak kurang percaya makanya gak mau... Tenang... kali ini pasti sibapak kelepek-kelepek.... He...he...

Aku : "Bener pak, fitri janji gak kan menuntut bapak dan gak akn cerita kepada siapapun, klau sampai fitri cerita, fitri siap mati pak.

Lalu perlahan-lahan aku buka kancing seragam sekolah ku dan mengeluarkan nenen ku yang putih ini di hadapan sibapak, dengan lantam nya ku sentuh kemaluan si bapak....
Kemudian pun sibapak sudah gak dapat memendung lagi hasrat nya setelah melihat nenen ku. dan kemudian guruku berkata:
"Maafkan saya, saya sudah gak tahan dengan godaan mu, adik kecil saya sudah bangun dan berdiri tegak...jangan salahkan saya kalau saya khilaf, dan saya pegang janji kamu tadi".

Aku menjawab : "Iya bapak sayang... fitri janji, bapak tenang aja, bawa fitri ke surga dunia bapak sayanggg............"

Bapak menjawab lagi : "Baiklah... Asal kamu tidak cerita kepada siapapun dan tidak menuntut saya" Tolong kunci pintu itu, dan ini kunci nya.
Lalu aku menjawab : Iya bapak sayang, dan kemudian aku mengunci pintu. Lalu aku mendekati bapak dan dengan nafsu nya bapak memeluk aku, mencumbui bibir ku...
Kami bercumbu sampai lima menit dan bermain lidah sambil tangan sibapak mengelus-ngelus dan meremas-remas nenenku dengan lembutnya...
Ahhh....ah... ternyata bapak pintar sekali... dan sibapak memulai aksi tangan nya membuka semua kancing baju ku... dan kemudian bapak mengajak aku duduk diatas pangkuan nya.
Terus si bapak menghisap-hisap nenen ku, memainkan puting susu ku dengan lidah nya secara bergantian sampai sekitar 15 menit,
dan kemudian tangan bapak sambil menghisap nenen ku tangan nya mulailah tangan nya memasukan tangan nya ke ROK ku dan jari nya mulailah mengelus-ngelus kemaluanku.
Semakin lama rasa itu semakin nikmat dan enak sekali hampir sama dengan mimpiku. Perlahan-lahan kemaluanku mengeluarkan cairan dan membasahi CD ku.
Kemudian si bapak menyuruhku berbaring...
Setelah berbaring sibapak kembali mencumbui bibirku, telingaku dan leherku sambil tangan kiri nya meremas-remas nenenku dan tangan kanan nya memainkan jarinya di CD ku.
Aku terus mendesah kenikmatan, rasanya gak tahan, walau baru pertama kali aku melakukan seks tapi seperti dimipiku rasa nya.
kemudian sibapak guruku mulailah menjilati nenenku, memainkan kembali lidah nya di puting nenenku secara bergantian, nenen sebelah kiri ku di emut-emut dan nenenku sebelah kanan
diremas-remas, begitu terus secara bergantian samapi kurang lebih 20 menit.

Kemudian mulailah sibapak membuka rok ku perlahan-lahan, lalu perlahan-lahan sibapak membuka si CD ku berwarna pink... habis sudah tubuhku tanpa sehelai benang...
Vaginaku yang indah dan masih ditumbuhi bulu-bulu kecil kemudian dicumbui nya, di jilat perlahan-lahan kurang lebih 15 menit... Semakin lama
aku pun mulai gak tahan lagi dan gak sabar ingin merasakan keperjakaan guruku dan tendangan rudal si Bapak guru ku itu yang sudah bagun dari tidur nya.
Aku pun berkata : Bapak sayang... Ahhh.....ahhhh... Nikmat kali pak, nikmat banget, masukin pak, jangan tunggu lama lagi, fitri uda gak tahan pak...
Kemudian si bapak mulailah mencopoti baju dan celana nya, kemudian sibapak menyuruhku yang membuka celana dalam nya sambil aku masih malu-malu karena baru pertama x
nya aku melihat kemaluan pria yang asli nya.
Terbuka lah celana bapak dan ku lihat pemandangan indah, rudal sibapak ternyata besar baget, sambil aku berkata: "Apa masuk ini punya bapak ke tempat fitri...????
lalu bapak berkata: "Kita coba aja sayang...."""

Lalu bapak menyuruhku untuk gantian mengemut-ngemut dan memainkan lidahku di kemaluan nya, aku pun memulailah dengan aksi nya.
Sibapak mulailah merintah dan mendesah kenikmatan, semakin teganglah kemaluan sibapak...
Kemudian sibapak membaringkan aku, dan mulai lagi mengemut-ngemut payudara ku yang indah itu... He...he... (kelihatan nya sibapak menyukai payudaraku).
dan kemudian sibapak mencumbui aku dan berbisik ditelinga ku " Sayang... apa kamu uda siap saya bawa ke syurga kita, saya kan membuat kamu seperti mimpimu...
kemudian aku menjawab: "Siap sayang... samil aku mendesah... Ahhh...hhhmmm....ah...hhh....hhhmmmmmm....mmm... Enak banget sayang.... Seperti dimimpi.
Lalu si bapak kembali memcumbui bibir vaginaku... menjilati vagina ku perlahan-lahan yang sudah becek dan basah itu... ternyata siBapak pintar baget bercinta dikamar...
He..he... SiBapak koq mau ya menjilati vaginaku, kok gak jorok ya...??? padahal dia guruku... gak nyangka ternyata guru dan murid gak pandang jorok klau sudah bercinta.
Kelihatan nya sibapak meminum cairan vaginaku... Ha..ha...

Semakin lama-lama bener-bener aku uda gak tahan, langsung saja secara spontan kepala sibapak ku tarik ke atas dan aku berkata :
" tunggu apalagi sayang, cepat masukin... uda gak tahan sayang..., Tapi pelan-pelan ya sayang... Takut sakit".
Kemudian sibapak mulailah memegang penis nya dan mengarahkan ke vaginaku... perlahan-lahan sibapak memasukan nya dan mencari lubang vaginaku yang sempit itu.
lalu aku berteriak kecil... Aduh ah... Sakit pak... Pelan-pelan ya..??? bapak menjawab: "Iya sayang, tahan ya...??"
lalu pelan-pelan, perlahan-lahan bapak mencoba nya lagi untuk memasukan, lalu... Blesssss...sss... Ahh... aku merintah dan merasa sakit sekali seperti ada yang memecahkan sesuatu daging... Sakit pak... sakit...
Masuklah semua penis bapak ke dalam vaginaku... Hilanglah sudah perawanku, tapi aku tidak takut... karena aku sudah punya cara untuk menyembunyikan nya.
Kemudian pun bapak melihatku kesakitan, dia pun mencium bibirku peelahan-lahan sambil pelan-pelan menggoyangkan pantat nya dan menggenjot penis nya kedalam vaginaku
keluar masuk... lama-lama rasa sakit tadi berubah menjadi Rasa Nikmat yang tiada tara, Nikmat banget rasa nya, darah perawan yang keluarpun sudah bercampur dengan cairan
putih kental, rasa nya sama seperti mimpi dan malah lebih nikmat dari pada yang ku mimpikan....

Terus sibapak menggoyang pantat nya sambil terkadang sekali-kali mencium bibirku dan menghisap nenenku.. Bergoyang dengan posisi aku dibawah dan sibapak diatas
berlangsung kurang lebih 25 menit yang terus aku mendesah kenikmatan... dan gak lama kemudian aku merasa ada sesuatu yang akan keluar dari vaginaku...
rasa itu pelan-pelan tersa melebihi kenikmatan dari yang sebelum nya,... dan semakin nikmat... dan akhir nya AAAhhhhhhh....h.hhhhhhhhhhhhhhhhhh.....
ternyata itu yang dikatakan keluar sperma pada wanita (alias nembak)... Ahhhh...ahhhh,..... Nikmat tiada tarapun ku rasakan.... Gak ada yang melebihi nikmatnya
rasa ini, apalagi baru pertama kualami...
Dan ternyata sperma sibapak belum keluar, sibapak memintaku duduk dipangkuan nya dan memasukan vaginaku ke penis nya... lalu kumasukan pelan-pelan...
ternyata... ahhhh...hhh... masih nikmat banget tanpa belajar pun aku tahu kalau pantatku harus naik turun...
dan nenenku pun diemut, dihisap dengan lembut dengan sibapak sambil aku menggoyangkan pinggulku... posisi ini berlangsung 15 menit, dan sperma bapak pun belum juga keluar,
sehingga aku meminta bapak untuk ganti posisi kembali aku dibawah aja dan sibapak diatas...
Dan kemudian pelan-pelan sibapak memasukan penis nya kedalam vaginaku... dan menggoyangkan pinggul dan pantatnya terus menerus... sambil kadang-kadang berbisik ditelinga ku
Nikmat x sayang... nikmat kali... dan aku pun menjawab: "Iya cinta, fitri juga nikmat".
Dan gak lama kemudian akupun sepertinya hampir keluar sperma dua kali dan ternyata ... aaahhhhhhhhhhhhhhhh...ahhh....hhhhhhhhh... Seperma ku keluar 2 x.
Dan gak lama kemudian sibapak mempercepat genjotan nya sambil mendesah di telingaku.... sambil berbisik Ahhhh...hhhh... hhh... bapak mau keluar,,.... Ahhhh...hhhh...
Lalu dengan cepat penis sibapak dicabut dari vaginaku dan diarahkan ke payudara ku... keluarlah cairan putih kental membasahi nenenku...
.............. Ahhh...hh... Kemudian bapak memelukku dan mencium ku... sambil berkata : "Nikmati baget sayang... bapak kok jadi sayang ma kamu, lalu aku menjawab... Iya pak,
Fitri juga sayang ma bapak.

Lalu setelah kami tiduran melepas lelah sekitar 15 menit sambil cerita dan berjanji, kami mengelap cairan sperma tadi dan membersihkan keringat, lalu bergegas memakai pakaian kembali.
Kemudian siBapak menciumku dengan lembut dan penuh cinta.

Sibapak pun meminta kartu remedial ku dan mengisi nya dengan Nilai 7,90, padahal nilai segitu tidak cukup, tapi gak mungkin sibapak kasih nilai 9,00 karena
aku pun mengerti kalau yang nama nya remedial nilai nya harus 7 ke atas dan di bawah 7,99.

Sibapak berkata: "Kamu nekad nya, kamu berani, saya tau kamu melalukan ini juga selain karena cinta ma saya pasti karena nilai kan???"

Aku menjawab sambil senyum: "Iya pak, tapi bener kok, fitri cinta dan sayang baget ma bapak, walau nanti fitri sadar gak bisa memilki bapak dan cinta bapak".
Tapi bapak jangan takut, ini rahasia kita berdua pak. Yang penting fitri uda dapatkan perjaka bapak itu uda cukup buat fitri pak".

hari-hari kami jalani seperti biasa hubungan antara murid dan guru kalau lagi belajar dan diluar, kalau kami berdua sedang kangen dan rindu, kami ketemuan dan bercinta di tempat tersebut yaitu tempat
tersembunyi yang tidak tau oran-orang.
kami terus sering bertemu, apalagi kalau aku lagi ada tugas rumah, sibapak lah yang kasih tau aku dan ngajari aku, sambil setelah belajar, kami belajar bercinta
kembali... Begitu seterus nya. kalau aku lagi kepengen ML aku sms sibapak pakai kode dan begitu juga sibapak kalau lagi kepengen juga smsan pakai Kode... he,,he,,
Hubungan kami aman dan terahasia tidak ada satu orang pun yang tau, kami merasa bahagia banget. Dan aku pun jadi pintar dalam bidang komputer karena sibapak, dan makin pintar,
apalagi bercinta juga uda pintar... he...he...

Gak sia-sia pengorbanan ku. malah aku jadi pintar diantara teman-temanku...
Kadang pengorbanan itu perlu begitu.....
jangan takut kalau perawan itu diberikan kepada guru kita karena jasa guru kita tidak dapat terbalaskan, sehingga kuberikan untuk nya.

Dan setelah itu aku lulus dari sekolah itu dan mendapatkan bea siswa untuk kuliah, akupun kuliah, dan lama aku gak ketemu sibapak selama 3 tahun, akhir nya aku
menikah dengan teman kuliahku.
Aku pun menikah sebelum lulus kuliah, ternyata selama 3 tahun vaginaku kembali rapat kembali, sempit seperti perawan, dan waktu setelah 2 tahun gak ML dengan si Bapak, aku
coba sendiri maturbasi (onani) sendiri karena kepengen dan mencoba memasukan jariku sendiri, ternyata gak bisa dan sakit.
lalu waktu aku menikah dengan suamiku dimalam pertamapun aku ML dengan suamiku tidak ketahuan karena aku menjerit kesakitan waktu rudal suami ku masuk ke dalam vaginaku.
dan keluar sedikit bintik merah bersama keluar nya cairan seperma ku.
Dan sampai saat ini hidupku bahagia dengan suamiku dan dikaruniai seorang putra. Dan Rahasia bersama Guruku pun tidak terbongkar.

Pada suatu hari aku main ke sekolah ketemu guruku untuk silahturhami, dan kemudian ku cari sibapak guruku, ternyata dia masih ganteng dan bibir nya seksi,
kami kembali mengulang cerita dulu. dan kemudian untuk ke sekian kali nya kami melakukan nya lagi di tempat yang sama, sibapak malah makin ganas dan makin pintar
melakukan seks dengan ku, aku pun sampai lemas terkulai dibuat nya, dan dia pun memngeluarkan sperma nya didalam vaginaku sambil berkata... "Sayang.. bapak titip anak ya
di perut kamu, kalau anak bapak jadi, rawat dia dan jaga dia" padahal dulu waktu kami ML sibapak tidak pernah mengeluarkan sperma didalam vaginaku.

Ada sekitar 8 kali aku kesekolah karena alasan tugas atau bisnis dengan sibapak, dan 8 kali juga aku ML dengan si bapak dan sibapak mengeluarkan sperma nya di dalam
vaginaku. Dan itu terakhir kami bertemu. pada akhir nya aku hamil lagi dan sampai saat ini Aku pun masih hidup bahagia dengan suami ku dan anak-anak ku.

Sekianlah cerita Cinta dan Seks bersama Guruku tercinta.

Jika kamu ingin belajar dan mencoba silahkan... Anda semua tidak perlu takut karena perawan anda sudah hilang...
Karena setelah 2 tahun tidak berhubungan intim, vagina anda yakin dan pasti kembali rapat seperti semula.
Asal syarat nya berani dan rahasia..
Cerita ini untuk wanita yang sudah kepengen sekali bercinta dan ML dengan pacar atau memilki cinta dengar Guru nya atau Dosen nya.
karena dengan begitu nilai anda pun semakin bagus, anda juga semakin pintar.
terkadang Guru kita adalah segala nya, tidak sanggup kita untuk membalas jasa nya. inilah cara terbaik.

Kalau anda yakin silahkan anda ikutin saya, tapi kalau anda Ragu janganlah anda lakukan...

Kisah Ini khusus untuk orang dewasa dan yang ingin tau tentang Seks... hanya sebagai bahan pelajaran... Bukan sebagai pelecehan...
Jadi tanggapinlah dengan sisi positif nya, karena mungkin itu yang harus anda lakukan...